Nanang Qosim Yusuf atau yang biasa disapa Naqoy merupakan salah satu orang yang ada dibalik suksesnya “Pasti Pas” Pertamina. Penulis buku laris The 7 Awareness ini merupakan pencetus tagline populer yang kerap diucapkan oleh petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina. Pelanggan pertamina pasti sudah tidak asing dengan sapaan hangat petugas, “Dimulai dari Nol, ya.” setiap kali berkunjung untuk mengisi minyak di SPBU flat merah tersebut.
Dok. Pedomannews/SPBU Pasti Pas
Naqoy mengaku ia mendapatkan kepercayaan dari Pertamina untuk menjadi konsultan sejak tahun 2008 lalu. Ia mendapatkan ide “Pasti Pas” merujuk pada kesadaran keikhlasan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Terkadang setelah kita ikhlas, apa yang diharapkan malah dimiliki meski terkadang terlihat akan terlepas dari genggaman.
Beberapa tahun sebelum ada Shell dan Petronas, Pertamina merupakan perusahaan yang tak terkalahkan. Setelah perusahaan “luar” tersebut muncul, Pertamina sempat goyang. Ada pangsa pasar yang terambil akibat hadirnya perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, Pertamina cepat tanggap dan berbenah.
Selain meluncurkan “Pasti Pas”, juga membenahi tampilan SPBU. Bila sebelumnya SPBU Pertamina kotor, kumuh dan terkadang terjadi “aksi nakal” petugas yang mengakali alat ukur untuk BBM, Pertamina merombak semuanya menjadi nyaman. Petugas dipastikan mengisi BBM sesuai yang seharusnya, toilet dan musholla yang terkadang disediakan di SPBU juga bersih.
Naqoy menuturkan, setiap orang/instansi/perusahaan/lembaga pasti akan menemukan One Minute Awareness (OMA) yang akan mengubah hidup seseorang ke depan menjadi lebih baik. Terkadang OMA tersebut tidak berasal dari hal yang baik, namun juga dari sesuatu yang tidak kita inginkan. OMA yang didapatkan oleh Pertamina berasal dari pesaing yang menawarkan sesuatu hal sama dengan kemasan yang berbeda.
Naqoy juga mencontohkan beberapa OMA yang didapat oleh orang-orang yang saat ini sudah sukses. Salah satunya OMA yang didapat oleh Chairul Tanjung, yup menteri, pemilik bank nasional, pemilik stasiun televisi, dan pemilik wahana permainan yang cukup besar tersebut mendapatkan OMA saat orangtuanya harus menjual kain batik agar ia dapat melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Sementara Basrizal Koto (pengusaha surat kabar – kalau di Batam ada Haluan Kepri, pengusaha sapi, hotel dll) mendapatkan OMA saat sang ibunda meminjam beras ke tetangga untuk makan keluarga mereka yang seringnya hanya satu kali sehari. Tetangga tersebut bukannya meminjamkan, malah mengatai, “Bisanya tiap hari pinjam beras.”
Berangkat dari kejadian itu Basko tertantang untuk menjadi orang sukses. Ia meninggalkan bangku sekolah dan merantau ke luar Pariaman. Ia belajar berdikari meski tidak mengantongi ijazah formal apapun. Ia tertantang untuk menjadi orang sukses. Akhirnya berkat keuletan, kerja keras dan konsistensi Basko sukses menjadi pengusaha kaya meski tidak lulus Sekolah Dasar.
Saya mengikuti seminar yang diadakan Naqoy pada acara kantor, kemarin. Mata saya sempat berkaca-kaca saat pembicara tersebut mencontohkan berbagai hal yang terkait orang tua. Selain karena materinya cukup bagus, kebetulan kemarin merupakan hari kelahiran Almarhumah Ibu saya. Saya jadi teringat, setelah tiga puluh tahun lebih berlalu, saya belum melakukan apapun yang dapat membuat ibu saya sangat bangga.