Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Tips Menghindari Penculikan Anak

7 Agustus 2014   23:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:08 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

Hampir setiap bulan selalu ada berita penculikan di Koran lokal Kota Batam. Awal tahun 2014 lalu Batam dikejutkan dengan berita penculikan anak perempuan berusia 9 tahun yang masih tercatat sebagai siswa SD di daerah Batu Aji. Setelah beberapa waktu, penculik tersebut akhirnya tertangkap. Penculik tersebut ternyata orang dekat ibu kandung korban. Penculik tersebut sakit hati karena niat untuk menikahi ibu korban ditolak, baik oleh si ibu maupun keluarga besarnya.

Setelah kasus tersebut, muncul penculikan bayi yang dilakukan oleh tetangga korban. Penculik membawa bayi yang masih merah itu secara diam-diam karena orangtua korban memiliki hutang. Bayi tersebut diambil secara diam-diam sebagai jaminan.

Reda kasus tersebut, muncul berita penculikan anak yang dilakukan oleh nenek dan kakek korban. Anak tersebut diambil dari ayah kandungnya secara diam-diam dan dibawa ke daerah lain. Kakek-nenek korban melakukan penculikan karena sakit hati dengan ulah sang ayah yang kerap melakukan KDRT sehingga menyebabkan ibu korban bunuh diri.

Beberapa waktu kemudian muncul berita penculikan anak usia 1,9 tahun yang sedang bermain di sekitar rumah. Anak tersebut ternyata diculik oleh orang yang memang berniat akan menjual anak tersebut kepada orang tua yang mendambakan anak. Beruntung penculik segera tertangkap sebelum batita tersebut terjual.

Terakhir, penculikan bayi lima bulan yang belakang diketahui bahwa si penculik bayi merupakan ibu kandung bayi tersebut. Hanya saja bayi yang dia bawa tersebut sudah terdaftar di akta lahir sebagai bayi orang lain.

Sebagai ibu yang bekerja dan tidak 24 jam dapat menjaga anak, berita-berita penculikan selalu berhasil membuat jantung dag dig dug tidak menentu. Meski anak titipan Allah, tetap sangat tidak rela bila berpindah tangan kepada orang lain.

Batam yang sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia sempat membuat saya sedikit merinding. Bukan apa-apa, bila ada bayi yang dilarikan ke dua negara tersebut melalui jalur tidak resmi, akan lebih sulit lagi melacaknya. Apalagi tidak sedikit dari penduduk kedua negara tersebut yang juga menginginkan mengadopsi bayi mungil nan lucu.

Lalu apa tips agar anak terhindar dari penculikan?

  • Bila suami-istri bekerja usahakan menitipkan anak pada orang yang benar-benar kita percaya, yang sudah kita tahu track record-nya. Bila memungkinkan titipkan anak kepada orang tua.
  • Jangan asal ambil ART/pengasuh anak. Terkadang ada yang menawarkan ART/pengasuh melalui sebuah forum, bukan kita berprasangka buruk, namun sebaiknya kita mencari ART/pengasuh anak yang benar-benar kita percaya. Kalau perlu yang sudah kita kenal baik keluarganya. Bukan apa-apa, takutnya saat kita sedang tidak di rumah/sedang lengah, tiba-tiba ia kabur membawa anak kita.
  • Jangan biarkan orang asing (pacar ART misalkan) sering bermain ke rumah dan akrab dengan anak kita. Dulu saat masih memiliki ART saya selalu meminta ART menjamu pacarnya di teras, maksimal di ruang tamu. Bila saya/suami tidak ada saya minta tidak memasukkan orang asing ke rumah. Kita bisa meminta bantuan tetangga untuk mengawasi apakah ART tersebut melaksanakan anjuran atau tidak.
  • Bila kita tiba-tiba mendapatkan firasat yang tidak beres terkait anak kita, jangan ragu untuk cepat-cepat pulang. Beberapa waktu lalu saya sempat mendapat cerita Sari salah seorang jurnalis koran lokal di Batam. Saat itu entah kenapa ia terbayang-bayang terus wajah anaknya, perasaannya juga tidak enak. Akhirnya ia putuskan untuk pulang, saat sampai di rumah ia mendapati anaknya sedang digendong oleh si pengasuh lengkap dengan koper yang sudah tersusun rapi. Anaknya mau dibawa pergi, entah ke mana.
  • Ingatkan anak untuk waspada terhadap orang asing atau orang dewasa yang dia kenal namun tidak terlalu karib. Anak 1,9 yang diculik yang saya ceritakan di atas, diculik oleh orang yang selama beberapa hari terakhir sering mampir ke daerah korban berpura-pura sebagai orang yang meminjamkan uang/rentenir.
  • Sebaiknya saat anak bermain di halaman rumah, apalagi yang agak jauh dari rumah tetap diawasi oleh kita atau orang dewasa yang kita percaya. Jangan dibiarkan bermain sendirian.
  • Usahakan agar anak tidak mengenakan perhiasan atau barang yang berlebihan. Takutnya karena melihat kalung yang menggelantung di leher, atau gelang emas yang kerlap-kerlip penculik jadi tertarik untuk menculik anak kita.
  • Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak. Biasakan anak selalu berpamitan setiap kali pergi. Biasakan juga untuk bercerita dengan siapa dia pergi. Bila terjadi sesuatu (knock…knock…on the wood) kita tahu ke mana harus menyusurinya.
  • Usahakan juga dekat dengan lingkungan anak, guru maupun teman-temannya. Agar kita tahu perkembangan kehidupan anak.
  • Terakhir berdoa. Semoga anak kita dijauhkan dari segala hal yang tidak kita inginkan, seperti penculikan. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun