Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tips Menghindari Penjambretan

23 September 2014   00:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:54 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga Jambret Ditembak

Itu merupakan headline salah satu Koran lokal di Kota Batam. Sejak tiga bulan lalu, ulah jambret memang sangat meresahkan warga Kota Batam, terutama para wanita yang menggunakan sepeda motor. Penjambret tersebut tidak hanya mengincar tas dan barang bawaan, mereka juga tidak segan-segan mencelakai si pengendara. Beberapa bahkan ada yang meninggal di tempat.

Juni 2014 lalu ada tiga kasus penjambretan, satu orang tewas karena mempertahankan barang bawaan miliknya. Juli dan Agustus 2014 masing-masing ada empat kasus, dan September ini sudah ada tujuh kasus penjambretan, dan satu gadis remaja yang masih bersekolah tewas.

Meski kepolisian Kota Batam sudah memerintahkan tembak ditempat bagi para penjambret, mereka sepertinya tidak takut. Mereka semakin merajalela melakukan penjambretan di hampir semua titik di Kota Batam, mulai dari kawasan yang agak sepi seperti di Sei Temiang, gerbang pasar, kawasan Kantor Walikota Batam hingga wilayah-wilayah yang dekat dengan kantor atau pos polisi.

Minggu lalu, saya mendapat cerita dari seorang teman, ada seorang ibu yang sedang terkena lampu merah di Simpang Gelael, yang notabene lokasinya sangat dekat dengan pos polisi. Penjambret tersebut memecahkan kaca mobil yang dikendarai ibu itu dan membawa kabur uang dengan jumlah sekitar Rp30 juta dan S$1.000 yang di simpan si ibu tersebut di dalam tas.

Beberapa waktu lalu saya juga mendapat cerita, ada seorang bapak-bapak yang dirampok saat melintas di underpas/terowongan Sei Panas. Penjambret tersebut katanya berboncengan empat orang dan mengacung-ngacungkan senjata tajam sebagai ancaman agar bapak tersebut menyerahkan dompet dan barang berharga lainnya.

Menurut pengakuan tiga penjambret yang ditangkap polisi tersebut, mereka menjambret hampir setiap hari dari pukul 06:00 s/d 08:00 WIB dan pukul 19:00 s/d 23:00 WIB. Mereka menjambret bergantian dengan menggunakan motor pinjaman. Penjambret yang berhasil ditangkap tersebut sudah menjambret di 49 tempat dengan target utama wanita. Saat ditanya mengapa mereka menjambret? Alasanya karena ketagihan mendapatkan hasil jambretan yang cukup lumayan, selain mendapat perhiasan, ponsel, juga ada uang tunai dengan nominal yang lumayan untuk dipakai berhura-hura. Miris bukan?

Cerita penjambretan selalu mengingatkan saya akan peristiwa beberapa tahun lalu saat masih tinggal di Bogor. Meski sudah berlalu hampir enam tahun lalu, peristiwa tersebut masih sangat membekas. Sekarang, setiap kali ada motor yang terlalu mepet dengan motor yang saya kendarai, saya masih suka dag-dig-dug, gemetar tidak jelas, dan tanpa dikomando memasang muka sangar dengan kecepatan motor yang dinaikan.

Meski sudah berlalu sangat lama, entah mengapa saya merasa penjambretan tersebut seharusnya dapat saya hindari. Saya seharusnya tidak mengalami penjambretan di Jalan Paledang, Kota Batam enam tahun lalu sekitar pukul 18:30 WIB. Mengapa demikian?


  • Saat pulang kerja, kantor saya waktu itu di daerah Yasmin, saya biasanya pulang ke Cipaku melewati Jl. Juanda (depan Istana Bogor). Waktu itupun saya sudah mau lewat Jl. Juanda karena belokan menuju Jl. Paledang dari arah Merdeka biasanya ditutup, entah mengapa saat saya lewat tiba-tiba di buka. Meski enggan, saya akhirnya ikut arus motor-motor lain untuk berbelok dan terjadilah penjambretan tersebut. Mungkin seharusnya saya mengikuti kata hati, bisikan jiwa =D.


  • Saya mengurangi laju motor yang saya kendarai saat ada dua orang pria berboncengan dengan menggunakan jaket hitam mendekati motor saya. Saya waktu itu berpikir, mungkin mereka mau mennayakan sesuatu, dan saya tidak keberatan menolong. Haiah bodohnya saya. Mungkin seharusnya saya waktu itu tidak memelankan motor saya sehingga salah satu dari mereka dengan leluasa mengambil tas yang saya gantungkan dibawah jok motor. Yup, sejak kejadian itu, saya kalau hati saya tidak enak atau curiga dengan pengendara motor, saya biasanya langsung tancap gas. Kalau kita ngebut mereka lebih sulit untuk menjambret sepertinya. Setidaknya berpikir dua kali.


  • Usahakan jangan bepergian menggunakan motor pada jam-jam yang sepi. Apalagi saat magrib seperti saya waktu itu. Bagi yang muslim sebaiknya shalat dulu, bukannya mengabaikan jam shalat hanya karena ingin cepat-cepat samapai rumah.


  • Sejak kejadian itu, setiap kali berangkat-pulang kantor saya berpenampilan seperti laki-laki. Saya menggunakan celana panjang dan jaket besar dan menyelipkan tas saya didalam jaket tersebut, sehingga tertutup dan terlihat seperti tidak membawa tas. Kata teman saya, sekarang banyak jambret yang suka menggunting/memotong tali tas yang kita selempangkan di badan, biasanya saat lampu merah atau motor yang kita kendarai melaju lambat. Sehingga, tas tersebut terlepas dan ditangkap oleh rekannya. Ngeri ya.


  • Sebenarnya saya sudah mendapat nasihat dari istri sepupu untuk tidak menggantungkan tas di sepeda motor, terutama di cangklongan bawah motor matic. Namun waktu itu, belum ter;lalu santer cerita tentang jambret sehingga saya tidak begitu menghiraukan nasihatnya. Hadeeh, pelajaran, jangan remehkan nasihat orang.


  • Kalau di Batam saya jarang membawa motor sendiri, kalaupun terpaksa biasanya saya upayakan tidak membawa tas. Kalaupun bawa, isianya sudah saya amankan di saku atau di jok motor, jadi nanti kalau tas saya dijambret sudah tidak berisi barang apa-apa lagi. Hanya tas kosong begitu saja. Tapi amit-amit ya. Tok…tok…tok.


  • Kalau bisa minta dibonceng saja hehe. Tapi susah ya apalagi bila mobilitas kita tinggi. Mungkin untuk menghindari kejahatan jalanan usahakan pergi dan pulang tidak terlalu pagi atau larut malam.


  • Bila curiga dengan pemotor lain yang terus mengintil kita, lajukan motor yang kita kendarai dan cepat berhenti di tempat ramai. kalaupun ban kita bocor atau apapaun, paksakan untuk tetap melaju dan segera cari tempat ramai yang banyak orang.


  • Berdoa semoga dijauhkan dari mara bahaya dan bentuk kejahatan apapun. Amien. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun