Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bonus Demografi, Potensi Indonesia Menjadi Negara Maju

9 Oktober 2014   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:42 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_346778" align="aligncenter" width="600" caption="Dok Pribadi/Peserta Nangkring Bareng."][/caption]

KEPENDUDUKAN DAN BONUS DEMOGRAFI
Masalah kependudukan selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. Apalagi Indonesia yang memiliki penduduk 253,60 juta jiwa merupakan peringkat ke empat penduduk terbesar di dunia setelah Cina dengan jumlah penduduk 1,355 miliar, India dengan penduduk 1,236 miliar dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk 318.892 juta jiwa.

Ada banyak hal yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dengan anugrah penduduk yang terbilang banyak tersebut. Apalagi sejak tahun 2012, penduduk produktif di Indonesia mulai mendominasi sehingga berpotensi untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah 51,31. Itu berarti setiap 100 orang usia produktif,terdapat sekitar 51 orang usia tidak produktif.  Usia produktif adalah usia 15 hingga 64 tahun, sementara usia tidak produktif adalah usia 0 hingga 14 tahun dan usia 65 tahun tahun ke atas.

[caption id="attachment_346779" align="aligncenter" width="600" caption="Dok Pribadi/Para pembicara saat memaparkan Bonus Demografi."]

14128376641642310000
14128376641642310000
[/caption]

Dominasi usia produktif di Indonesia tersebut, membuat negeri yang memiliki 34 provinsi ini memasuki bonus demografi. Apa itu bonus demografi? Seperti bonus pada umumnya, bonus demografi merupakan anugrah/manfaat ekonomi yang diperoleh suatu bangsa karena memiliki proporsi penduduk produktif yang lebih banyak dibanding penduduk tidak produktif sehingga berpotensi menjadikan Indonesia menjadi negara maju, tidak lagi menjadi negara berkembang seperti saat ini.

Tidak usah membuat referendum atau voting, saya yakin semua penduduk Indonesia ingin menjadikan Indonesia sebagai negara maju.Siapa juga yang tidak ingin perekonomian  negaranya tumbuh seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, atau Cina yang digadang-gadang mulai menyalip Amerika dalam hal ekonomi.

Namun apakah Indonesia mampu memanfaatkan potensi yang ada untuk menjadikan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju dibelahan bumi sana? Memanfaatkan bonus demografi yang konon umumnya hanya akan dinikmati setiap bangsa sekali sepanjang sejarah?.

Saya yakin Indonesia pasti bisa memanfaatkan bonus demografi tersebut, selama ada dukungan dari masyarakat sebagai pelaku ekonomi dan pemerintah selaku pembuat kebijakan. Apalagi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu pemangku kepentingan, cukup gencar melakukan edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya memanfaatkan bonus demografi hingga  melakukan berbagai upaya untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas dan sejahtera sesuai dengan  misi BKKBN yakni  “Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”.

[caption id="attachment_346781" align="aligncenter" width="500" caption="Dok Pribadi/Peserta nangkring saat mendengarkan pemaparan."]

1412837833805108223
1412837833805108223
[/caption]

Badan pemerintah yang dipimpin oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, SpGK tersebut gencar melakukan pendampingan untuk meningkatkan kualitas generasi mendatang dengan memastikan ibu melahirkan sehat dan memiliki usia lebih panjang sehingga dapat merawat, mendidik, mengasuh, hingga menyusui anak yang dilahirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun