Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Alasan Mati Air

13 Januari 2015   22:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:13 5961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi penduduk kota besar, air bersih yang dialirkan oleh perusahaan (daerah) air minum (PAM/PDAM) terkadang menjadi andalan utama, apalagi bila tidak ada sumber air lain seperti sungai, danau, sumur atau mata air pegunungan.Namun terkadang, air perpipaan yang menjadi andalan tersebut mati tiba-tiba sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Sebenarnya apa yang menyebabkan suplai air terganggu?

[caption id="attachment_364323" align="aligncenter" width="448" caption="Dok beritajakarta.com/Kran air."][/caption]


  • Jam Puncak Pemakaian

Biasanya pada pagi hari saat kita bersiap untuk memulai aktifitas, aliran air yang biasanya mengalir deras akan mengecil, bahkan terkadang mati total selama beberapa saat. Begitupula saat menjelang magrib. Air yang deras mengucur, perlahan akan menyurut, sesekali bahkan mati tidak mengalir. Beberapa wilayah di Kota Batam ada yang seperti itu, terutama wilayah dengan kontur tanah yang cukup tinggi.

Sebenarnya apa yang menyebabkan air tidak mengalir pada pagi dan sore hari? Penyebabnya tentu saja bukan karena akal-akalan pengelola PAM/PDAM, namun karena terlalu banyaknya pelanggan yang menggunakan air pada saat yang bersamaan. Sehingga, aliran air terbagi dan tidak mengalir semaksimal diluar jam-jam puncak.

[caption id="attachment_364316" align="aligncenter" width="500" caption="Dok ATB/Air yang membentuk kubangan saat terjadi pipa bocor di daerah Kabil beberapa waktu lalu."]

14211360171496283671
14211360171496283671
[/caption]

  • Ada Kebocoran

Gangguan suplai air juga bisa jadi dikarenakan kebocoran air. Petugas PAM/PDAM terpaksa harus menghentikan sementara suplai air kepada pelanggan agar perbaikan kebocoran segera dapat dilakukan. Untuk memperbaiki pipa yang bocor, terkadang petugas harus menunggu air surut agar perbaikan dapat dilakukan secara maksimal.

Agar air tersebut surut, tentu saja petugas haru mematikan sementara suplai air yang akan mengalir ke pipa yang bocor tersebut. Atau dengan kata lain, menghentikan sementara aliran air ke wilayah yang menggunakan pipa yang akan diperbaiki itu.

Beberapa waktu lalu PAM di Kota Batam sempat menghentikan air sementara karena ada kebocoran pipa transmisi yang cukup besar karena terkena excavator (cobelco) proyek pembangunan jalan . Pipa tersebut berdiameter 800 mm sehingga saat pipa pecah, air memancar sangat deras dan membentuk aliran seperti sungai.

Saat itu, suplai air yang melewati pipa tersebut langsung dihentikan sementara. Butuh waktu lebih dari lima jam untuk memperbaiki pipa tersebut sehingga dapat berfungsi seperti sediakala. Apalagi terkadang suplai air tidak seperti listrik. Listrik bila perbaikan gangguan sudah selesai dilakukan, akan langsung menyala seketika itu juga. Namun air perlu waktu beberapa saat agar suplainya dapat normal kembali. Air butuh jeda untuk mengisi pipa-pipa yang kosong, tanki-tanki yang kosong sehingga akhirnya siap mengalir ke pelanggan.

[caption id="attachment_364314" align="aligncenter" width="500" caption="Dok ATB/proyek pipa yang sedang dikerjakan oleh pengelola air bersih di Kota Batam."]

1421135609468741870
1421135609468741870
[/caption]

  • Ada Pekerjaan Proyek

Pertumbuhan penduduk yang pesat, terkadang membuat PAM/PDAM harus menambah jaringan pipa dan infrastruktur lain agar pelayanan kepada pelanggan tetap handal. Nah, terkadang saat akan menyambungkan pipa atau pekerjaan lain yang sejenis, petugas PAM/PDAM harus menghentikan sementara suplai air kepada pelanggan agar pekerjaan tersebut hasilnya lebih optimal.

Biasanya pekerjaan tersebut dilakukan malam hari saat pelanggan tidak sedang banyak menggunakan air. Hanya saja terkadang, dampak dari pekerjaan tersebut berlanjut hingga pagi hari, atau bila pekerjaannya cukup besar dan wilayah yang terdampak cukup luas, bisa berdampak gangguan suplai air lebih lama dari itu.

[caption id="attachment_364321" align="aligncenter" width="500" caption="Dok ATB/Salah satu proyek pembangunan tanki untuk mengoptimalkan suplai air bersih kepada pelanggan."]

1421136753394210160
1421136753394210160
[/caption]

  • Ada Pemeliharaan Jaringan atau Infrastruktur

Secara berkala petugas PDAM/PAM biasanya memelihara jaringan pipa maupun infrastruktur (salah satunya instalasi pengolahan air) agar kualitas air yang dialirkan kepada pelanggan tetap terjaga sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh WHO maupun Permenkes.

Pipa-pipa distribusi biasanya dicuci secara berkala. Agar suplai air kepada pelanggan tidak terganggu, biasanya pemeliharaan tersebut dilakukan secara bergantian. Hanya saja terkadang bila pipa yang harus dipelihara cukup banyak, gangguan suplai juga terkadang tidak dapat dihindari. Pipa yang harus dipelihara oleh Pam di Kota Batam misalkan, jumlahnya cukup banyak, bahkan bila direntangkan katanya bisa mencapai dua kali Pulau Jawa.

[caption id="attachment_364324" align="aligncenter" width="260" caption="Dok sharingdisini.com"]

14211382272014431228
14211382272014431228
[/caption]


  • Mati Listrik

Ada beberapa PAM/PDAM yang mengandalkan listrik yang disediakan oleh PLN sebagai energi untuk mengolah air dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Sehingga, bila listrik dari PLN mati, suplai air kepada pelanggan juga akan ikut terganggu (baca: mati), apalagi bila listrik tersebut mati di instalasi pengolahan air.

Lalu apa solusinya agar terhindar dari rasa tidak nyaman akibat gangguan suplai air? Solusinya sangat sederhana, yakni menampung air secukupnya saat air mengucur deras. Bila tidak memungkinkan menampung air di tendon/toren, bisa memanfaatkan ember yang berukuran besar atau bisa juga membuat ground tank – beberapa rumah di Kota Batam ada yang memiliki tanki bawah tanah seperti itu.

Untuk di Kota Batam sendiri, bila aliran air tidak mengalir lebih dari 24 jam, bisa mengajukan keluhan melalui call center, atau bisa juga meminta dikirim tanki air. Petugas tanki air biasanya akan langsung mengalirkan air yang dibawa dari mobil tanki ke penampungan pelanggan. Ada juga beberapa pelanggan yang diberi kantung air (water bag). Biasanya kantung air tersebut diperuntukan bagi pelanggan yang berdomisili di wilayah yang berkontur tinggi. Sopir tanki air biasanya tidak berani naik, sehingga warga diberi kantung air secukupnya.

Sttt...bila terjadi gangguan jangan diam saja, segera beritahukan ke call center terkait. saya masih ingat dulu saat masih tinggal di Bogor, para tetangga selalu bawel setiap kali ada mati air atau mati listrik. Belum lima menit mati, sudah beramai-ramai menelepon ke call center perusahaan tersebut. Namun hasilnya tidak sia-sia, tempat kami tinggal jadi jarang mati air dan mati listrik =D.

Salam Kompasiana! (*)

Batam, 13 Januari 2015

Tepat enam bulan menjadi K’ers =D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun