Mohon tunggu...
Cuca Ethancool
Cuca Ethancool Mohon Tunggu... -

Read more, Write more. Tamiang Layang / cucaethancool@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Agus Harimurti Sebagai Calon Gubernur, Langkah Berani Ataukah Langkah Bunuh Diri? 

23 September 2016   06:40 Diperbarui: 23 September 2016   13:20 4637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Saya agak tercengang, ketika mengetahui bahwa nama Agus Harimurti diumumkan menjadi calon gubernur berpasangan dengan Sylviana Murni sebagai calon wakil gubernur. Sejauh ini nama Agus Harimurti belum terlalu terdengar di masyarakat. Baik untuk kalangan atas terlebih kalangan bawah. 

Saya merasa, Agus Harimurti harus berjuang sangat keras untuk bisa mendapatkan simpati serta perhatian dari masyarakat. Itu bisa dibuktikan dari tingkat elektabilitasnya sekarang ini. Yang masih jauh di bawah Ahok. Tapi siapa tahu, dalam 4 bulan kemudian. Dengan kerja keras, baik dari Agus Harimurti sendiri maupun dari partai pendukungnya. Terlebih dari partai sang ayah (SBY) yang pastinya akan all out untuk mendukung Agus Harimurti. 

Jika kita cermati, ini merupakan langkah yang sangat-sangat berani, ketika sang ayah (SBY) memajukan anaknya sendiri (Agus Harimurti) sebagai calon gubernur. Padahal kita tahu sendiri bahwa Agus Harimurti masih aktif sebagai seorang tentara (Mayor Infantri) yang punya karir bagus. Sekaligus juga mempunyai pendidikan tinggi. Dan tidak menutup kemungkinan kalau di masa depan bisa mengikuti jejak sang ayah (SBY). Yaitu menjadi seorang jenderal, sukur-sukur lagi kalau sampai bisa jadi presiden. 

Tapi pikiran kita sebagai rakyat jelata, belum bisa untuk memahami pemikiran sang ayah (SBY). Mungkin saja ini adalah langkah yang dipercepat oleh SBY untuk mempersiapkan anaknya sendiri sebagai pemimpin dimasa depan. 

Semoga saja ini bukanlah langkah bunuh diri, yang hanya akan membunuh (karir) anaknya sendiri, hanya demi pemuasan syahwat politik sang ayah (SBY) serta partai pendukung. Bukan juga karena post power sindrom sang ayah (SBY) yang gagal move on.

Ibarat main catur, kemenangan yang indah hanya didapatkan dengan pengorbanan yang tak biasa. Apakah ini bisa disamakan dengan pengorbanan sebuah pion? Ataukah pengorbanan sang mentri? Tidak ada yang tahu, selain pemain itu sendiri.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun