Mohon tunggu...
Cuca Ethancool
Cuca Ethancool Mohon Tunggu... Penulis - Owner Ethancool Gaming

Read more, Write more. Tamiang Layang / cucaethancool@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis impian

2 Juli 2016   14:59 Diperbarui: 2 Juli 2016   15:09 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mobil impian (mini.co.id)"][/caption]Impian. Setiap orang pasti punya impian. Mau itu orang biasa, terlebih orang yang hidupnya berbahagia. Semua orang pasti pernah punya impian, minimal satu impian dalam hidupnya. Kalau satu impian saja tidak punya, itu namanya terlalu. Paling ngak impiannya kalo udah ngak hidup di dunia ya masuk surga lah. Amin

Impian bukan hanya ada di dalam hati atau benak kita. Tapi juga harus kita tuliskan. Karena kalau hanya ada di benak kita, maka akan mudah untuk terlupakan. Jadi sebaiknya mulai sekarang biasakan menuliskan impian-impian kita. Biar ngak lupa, juga nanti sebagai bukti dari impian-impian yang sudah tercapai.

Mungkin kita sudah sering membaca atau mendengar tentang keajaiban sebuah impian yang ditulis. Atau mungkin juga kita pernah mengalaminya. Pernah menuliskan impian-impian kita, walaupun impian itu sederhana. Tapi setidaknya pernah dituliskan. Dan mungkin juga sudah terwujud. 

Saya juga pernah menuliskan impian atau harapan walaupun cuma impian yang sederhana. Tapi ketika dulu, waktu pertama kali saya tuliskan. Impian itu terasa mustahil untuk terwujud. Tapi setelah tahun-tahun berjalan, ternyata impian itu bisa terwujud dan cara Tuhan menjawabnya melebihi apa yang saya harapkan. Tuhan memang selalu punya cara untuk menolong umatnya yang berharap padaNya. Amin

Mungkin sudah 10 tahun berjalan saya tidak pernah lagi menuliskan impian-impian baru. Mungkin karena merasa hidup sudah mulai enak dan bahagia. Sehingga mulai malas untuk berharap lebih. Dan memilih untuk menjalani kehidupan yang ada ini. 

Dan ternyata setelah saya perhatikan, ketika saya tidak lagi menuliskan impian-impian baru. Hidup ini berjalan biasa-biasa saja. Tidak ada pencapaian luar biasa. Tidak ada kejadian yang luar biasa. Rasanya hidup ini seperti tak punya target. Makanya mulai sekarang, saya mulai menuliskan impian-impian baru dalam selembar kertas. Mengajak istri juga untuk menuliskan apa yang menjadi impiannya. Dan kita akan melihat apa yang akan Tuhan lakukan. Seindah apapun impian kita, jauh lebih indhlah rencana Tuhan dalam hidup kita. 

Saya mengajak semua teman kompasiana untuk mulai. Mari kita tuliskan apa yang menjadi impian kita. Baik itu untuk diri kita, keluarga kita, teman-teman kita, desa kita, kota kita bahkan negara kita. Jangan takut, menulis impian itu gratis. Tidak perlu mendaftar atau bayar. Apapun impiannya, dari hal yang biasa saja sampai yang tidak masuk akal, tuliskan saja. Dan kita akan lihat apa yang akan terjadi 5-10 tahun yang akan datang. 

Walaupun tulisan ini biasa saja, semoga bermanfaat untuk semua yang sudah membaca.

 

Write your dream, now!

Salam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun