Mohon tunggu...
Cuca Ethancool
Cuca Ethancool Mohon Tunggu... -

Read more, Write more. Tamiang Layang / cucaethancool@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Cepat Panik!

31 Mei 2016   20:47 Diperbarui: 31 Mei 2016   21:19 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
remajaislampos.wordpress.com

#Selamat malam Indonesia

Kepanikan adalah suatu kondisi kecemasan yang sangat berat yang disertai dorongan untuk lari atau bersembunyi sewaktu menghadapi suatu kondisi yang dirasakan berbahaya atau mengancam. Rasa takut yang muncul tiba-tiba ini dapat menghilangkan kemampuan berpikir dan cenderung untuk bertindak ceroboh. Panik umumnya timbul pada kondisi bencana alam, kebakaran atau kejadian lainnya yang membahayakan kesehatan atau jiwa.

Panik sebenarnya adalah kondisi alami pada setiap orang. Panik dalam kadar ringan yang datang hanya sesekali, adalah hal biasa. Tapi, jika cemas atau panik datang berulang -ulang dalam kadar tinggi, sehingga aktivitas kerja kita terganggu, sebaiknya kita waspada. Pasalnya, ada kemungkinan, panik kita sudah menjadi gangguan klinis.

Beberapa hari yang lalu, ada kejadian yang terlihat lucu tapi sangat berbahaya untuk ditiru. Cerita tentang teman saya sendiri. Kejadian yang sangat menyedihkan. Kejadiannya terjadi di tempat kerja. 

Kronologisnya, sekitar jam 12 malam pada waktu rest time untuk para pekerja. Teman-teman pekerja sedang istirahat di unit masing-masing. Sambil menunggu waktu untuk bekerja lagi. Mereka isi dengan kumpul-kumpul di unit, sambil cerita-cerita. Sebagian juga ada yang lagi tidur. 

Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan yang sangat nyaring di sebelah unit mereka. Dan membuat orang-orang yang ada disekitar itu kaget bukan main. Maklum kalau malam pasti keadaannya sunyi sepi. Sehingga ledakan itu akan bisa terdengar sampai jauh. 

Nah, teman saya yang kebetulan unitnya persis disebelah ledakan tadi. Lagi dalam posisi tidur, ketika mendengar bunyi ledakan tersebut membuat dia panik luar biasa. Maklum saja, orang kalau lagi tidur, kalau dikagetin saja bisa loncat. Apalagi ini, bunyi ledakan yang sangat nyaring. Bisa bikin jantung copot heee heee. 

Ketika teman saya ini mendengar bunyi ledakan tadi, tanpa ba bi bu...tanpa pikir panjang. Maklum, orang kalau baru bangun tidur nyawanya masih separo. Teman saya pikir itu adalah suara ledakan bom. Mungkin dipikirnya ledakan bom sarinah kali. Langsung saja loncat, dari pada mati kena ledakan bom heee hee. Tak pakai logika lagi, langsung kaya loncat ke kolam renang. 

Ehhh...teman saya lupa, kalau dia lagi ada di atas unit HD 465. Dia loncat dari ketinggian 3 meter...mati kita. Dan jatuhnya juga bukan di kolam renang tapi di atas tanah. Busyettttt….mampus deh. Tak bisa dibayangkan tuh sakitnya, hee hee. Dia baru sadar setelah jatuh di atas tanah, dan merasakan sakit yang luar biasa. Untungnya teman-teman ada yang mendengar, ketika dia mengerang kesakitan. Ternyata pinggangnya ngak bisa digerakan. Mungkin duluan punggung yang jatuh di tanah. Gak bisa saya bayangkan kalau duluan kepala yang mendarat duluan. Pasti koit.

Ternyata suara ledakan tadi akibat meledaknya ban HD, kurang lebih 2 meter tinggi ban yang meledak itu. Untung saja tidak ada orang yang berada didekat ban tersebut. Kalau ngak, pasti udah wasalam. 

Jadi, sekali lagi...apapun kejadiannya. Jangan cepat panik, karena ketika kita panik kita cenderung bertindak ceroboh dan kadang di luar nalar. Sekian

Salam hangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun