Momentum kedua saat kedudukan 6-5 (40-30), Zverev juga nyaris mematahkan servis Jannik, tapi lewat permainan reli menguras tenaga, Jannik menyusul dan menyamakan skor 6-6, dan memaksa tiebreak. Di masa tiebreak Zverev juga unggul lebih dulu, 1-0, 2-1, 3-2, tersusul 3-3, 4-4. Zverev berpeluang mendapatkan 5, tapi ia dijauhi keberuntungan saat bola pukulan Jannik membentur net dan menghasilkan poin bagi Jannik, 4-5, dan dua servis Jannik mengakhiri epik 7-4. Zverev berjalan lesu ke bench dengan frustrasi kemudian membanting-banting raketnya meluapkan emosinya. Ia sadar peluangnya sudah sangat tipis sekarang.Â
Dengan sisa kekuatan Zverev mencoba membalas di set-3. Tapi Jannik terlalu solid untuk diredam tadi malam, perbedaan level permainan mulai terlihat jelas. Saat Jannik pegang servis, Zverev kesulitan mengimbanginya, seringkali berakhir 40-15, atau bahkan love game. Sedangkan saat Zverev servis terjadi kejar-kejaran poin hingga terjadi deuce. Jannik berhasil melakukan breakpoint pada game-6, untuk unggul 4-2. Yang berarti tinggal mengamankan lagi dua servisnya, dan itulah yang terjadi.
Jannik memenangkan final dengan straight set 6-3, 7-6 (4), 6-3, dalam durasi 2 jam 42 menit. Permainan Jannik sangat sederhana tapi hampir sempurna. Sesimpel penampilannya, yang dinilai tidak seatletis Djokovic, seulet Nadal, atau seanggun Federer, namun permainannya murni, hasilnya tak bisa dibantah. Jannik sangat lincah bergerak, melancarkan variasi pukulan forehand, backhand, dan voli yang sangat efisien menghasilkan poin, membuat Zverev tak bisa menemukan cara meladeninya.
Jannik berhasil mempertankan gelarnya sekaligus trofi utama ketiga, dengan rekor 3-0 di pertandingan final. Berbanding terbalik dengan Zverev yang memperpanjang penantiannya dan kini rekor finalnya makin buruk (0-3). Kita semua melihat Zverev begitu putus asa, melebihi dua kekalahan sebelumnya. Barangkali ia sadar bahwa kali ini levelnya begitu jauh dari Jannik.
Di podium selebrasi, Zverev sudah lebih tegar dan mengucapkan selamat kepada sang juara sebagai pemain terbaik di dunia sejauh ini. Zverev dan tim mengaku sudah mengerahkan semuanya, tapi Jannik "terlalu hebat" malam ini yang membuatnya lebih pantas juara. Fisik prima, mentalitas "monster", Â dan konsistensinya dari minggu ke minggu telah membawa Jannik ke puncak tenis yang sulit ditandingi.
Jannik sudah melakukannya tiga kali, dan diyakini masih menambah gelarnya. Yang menjadi pertanyaan besar adalah mampukah Zverev mendapatkan trofi pertamanya saat waktunya hampir habis?
Mari kita tunggu tiga Grand Slam lagi pada tahun ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI