Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perjalanan Rodri ke Puncak Dunia Sepak Bola

3 November 2024   09:46 Diperbarui: 3 November 2024   09:48 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai mengukir rekor bersama City, Rodri bersama tim nasional Spanyol yang dilatih Luis de La Fuente datang ke Jerman pada musim panas untuk ajang Piala Eropa 2024.

Semua orang menyaksikan kejayaan Spanyol memenangkan Euro dan Rodri terpilih sebagai best player. Rodri telah memenangkan Piala Eropa, dan mencetak gol kemenangan Liga Champions. Berprestasi di level klub dan negara, merupakan pemain yang sangat penting di kedua tim. Luis de Funte menggambarkan Rodri sebagai "komputer yang sempurna", senada  dengan kata Pep yang berulang-ulang menyebutnya "gelandang terbaik di dunia." Perannya mempengaruhi cara tim bermain dan bekerja, ia bertugas dengan fungsi kolektif dan menyempurnakan rekan setim.

Pada Selasa 29 Oktober 2024 bertempat di Theatre de Chaletet, Paris, pada usia 28 tahun Rodri terpilih sebagai yang terbaik di dunia, Ballon d'Or, penghargaan individu paling terkenal dalam dunia sepak bola. Ia menyisihkan Vinicius Jr dan Jude Belingham dari Real Madrid, klub yang memboikot ajang penghargaann tahun ini.

Ketika ia menerima trofi bola emas dari George Weah di podium, Rodri sangat emosional dan terharu, ia berapa kali menyeka air matanya dan sering menundukkan kepala seperti merenungkan apa artinya semua ini bagi dia, bagi orangtuanya, untuk pacarnya, untuk klubnya, dan untuk negaranya.

Kemenangan Rodri bersejarah dalam banyak hal. Ia pemain Manchester city pertama yang memenangkan penghargaan tersebut, dan pemain Spanyol pertama sejak Luiz Suarez pada 1960, Suarez juga gelandang bertahan. Saya terpikir sosok Lotthar Mattheus dari Jerman dan Frank Rijkard dari Belanda, gelandang bertahan elegan pada masanya.

Ada sesuatu dalam diri Rodri tentang bagaimana kita memandang ulang sepak bola yang tidak hanya tentang menciptakan gol atau bintang yang mencari sorotan. "Saya anak laki-laki normal yang tidak pernah terpengaruh oleh stereotip. Kerja keras adalah yang terpenting." ujar Rodri di malam istimewanya.

Ya Rodri adalah laki-laki biasa, melakukan hal sederhana, dan mencoba melakukan yang terbaik. Tapi ia telah menulis kisah terbesar dalam sepak bola yang akan dibicarakan sampai akhir zaman. Ia adalah pemenang yang pantas.

Selamat untuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun