Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja

23 Oktober 2024   16:08 Diperbarui: 23 Oktober 2024   16:49 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Sabtu 6 Juli 2024 lalu, kami sekeluarga melakukan perjalanan dari Makassar tujuan Yogyakarta, mengisi liburan sekolah beberapa hari. Untuk tiba di Jogja kami menggunakan dua moda tranportasi, pesawat dan kereta api.

Di sela pertandingan perempat final Piala Eropa antara tuan rumah Jerman melawan Spanyol, pada pukul 01:30 kami meninggalkan rumah menuju Bandara Sultan Hasanuddin mengejar flight sebelum subuh, pukul 04:30. Menumpang pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG-353, kami tiba di Bandara Juanda, Surabaya pada pukul 05.17 WIB, setelah menempuh perjalanan udara 70 menit.

Usai menunggu bagasi dan sembahyang subuh, kami meninggalkan Juanda dengan tujuan Stasiun Gubeng, di jantung kota Surabaya. Pada pagi cerah itu ada tiga jadwal kereta api ke Jogja. Pertama, KA Sancaka pukul 07:00; kedua KA Argo Wilis pukul 08:05; dan ketiga KA Argo Semeru pukul 09:05.

Tiba di Gubeng pukul 06:50, KA Sancaka sudah siap berangkat, namun tiketnya sudah habis terjual, begitu juga tiket KA Argo Wilis pukul 08:05. Beruntungnya tiket KA Argo Semeru pada pukul 9:05 masih tersedia, kami pun membeli empat lembar, yang beruntungnya lagi mendapatkan harga khusus di loket, yang harga normalnya 465 ribu rupiah, kami bisa bayar 280 ribu rupiah saja.

Setelah tiket aman, sambil menunggu keberangkatan yang masih dua jam, kami butuh sarapan. Pilihannya adalah Warung Sederhana di Jalan Raya Gubeng dengan menumpang satu becak dan satu gojek. Warung legendaris ini hampir penuh saat kami sambangi. Tapi tidak perlu waktu lama menunggu satu per satu pesanan kami tersajikan, mulai soto daging, bihun goreng, nasi ayam penyet, dan minuman teh panas. Vera membayarnya tak sampai 150 ribu. Murah meriah, perut kenyang, hati senang.

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

Tiga puluh menit sebelum berangkat, kami sudah kembali dan siap di ruang tunggu. Fasilitas stasiun yang sudah bagus membuat menunggu datangnya kereta tak lagi membosankan. Di ruang tunggu merupakan area bebas asap rokok, sehingga penumpang merasa nyaman.

Sesuai jadwal yang sangat akurat pada pukul 9:05, kereta api mulai meluncur. Penumpang dijanjikan tiba di Stasiun Tugu pada pukul 12:53. Kami berada di gerbong EKS-4, karena berempat, kami bebas mengatur formasi kursinya apakah berhadapan atau sejajar (seat number: 10 C, 10 D, 11 C, 11 D). Ini pertama kali Siti dan Uswa naik kereta api, jauh setelah ia pernah menyanyikan lagu "Naik Kereta Api" ciptaan Ibu Sud.

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

Selalu banyak hal menyenangkan tercipta di perjalanan kereta api. Ini kesempatan untuk berbagi dengan orang-orang tercinta. Kami saling berbagi cerita, saling berfoto, mengemil bareng, juga tertidur bergantian, sambil menikmati pemandangan indah, mulai dari pemukiman penduduk, persawahan, perkebunan, hutan jati, jembatan, di jalur yang dilalui: Mojekerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo, dan Stasiun Tugu Yogyakarta.

Sama dengan keberangkatan, waktu kedatangan yang tertera di tiket pada pukul 12:53 benar-benar terbukti saat turun dan menengok jam analog di peron. Luar biasa. Berada di Stadion Tugu yang legendaris selalu terasa romantis. 

Sebelum keluar dari pintu selatan ke Jalan Pasar Kembang, kami mohon kepada petugas untuk diizinkan berfoto dengan latar gerbang Stasiun Tugu yang berada di pintu timur keberangkatan.

Ada perasaan takjub jika kita pernah merasakan pelayanan kereta api dekade sebelumnya. Saya tak ragu mengatakan inilah revelosi manajemen kereta api yang dipelopori Ignasius Jonan (Direktur KAI 2009-2014) dan kemudian dilanjutkan dengan inovasi tiada henti di bawah kepemimpinan Didiek Hartanto. 

Jonan dan Didiek sukses "menyulap" kondisi stasiun dan kereta api menjadi moda yang tidak hanya layak, tapi juga sangat nyaman dinaiki penumpang.

Sekali lagi terima kasih Pak Didiek dan pegawai di KAI yang telah bekerja keras menyelenggaran jasa kereta api dengan sangat baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun