Selalu banyak hal menyenangkan tercipta di perjalanan kereta api. Ini kesempatan untuk berbagi dengan orang-orang tercinta. Kami saling berbagi cerita, saling berfoto, mengemil bareng, juga tertidur bergantian, sambil menikmati pemandangan indah, mulai dari pemukiman penduduk, persawahan, perkebunan, hutan jati, jembatan, di jalur yang dilalui: Mojekerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo, dan Stasiun Tugu Yogyakarta.
Sama dengan keberangkatan, waktu kedatangan yang tertera di tiket pada pukul 12:53 benar-benar terbukti saat turun dan menengok jam analog di peron. Luar biasa. Berada di Stadion Tugu yang legendaris selalu terasa romantis.Â
Sebelum keluar dari pintu selatan ke Jalan Pasar Kembang, kami mohon kepada petugas untuk diizinkan berfoto dengan latar gerbang Stasiun Tugu yang berada di pintu timur keberangkatan.
Ada perasaan takjub jika kita pernah merasakan pelayanan kereta api dekade sebelumnya. Saya tak ragu mengatakan inilah revelosi manajemen kereta api yang dipelopori Ignasius Jonan (Direktur KAI 2009-2014) dan kemudian dilanjutkan dengan inovasi tiada henti di bawah kepemimpinan Didiek Hartanto.Â
Jonan dan Didiek sukses "menyulap" kondisi stasiun dan kereta api menjadi moda yang tidak hanya layak, tapi juga sangat nyaman dinaiki penumpang.
Sekali lagi terima kasih Pak Didiek dan pegawai di KAI yang telah bekerja keras menyelenggaran jasa kereta api dengan sangat baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H