Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Revolusi Kereta Api Indonesia

22 Oktober 2024   22:21 Diperbarui: 22 Oktober 2024   22:41 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta api kita menjadi modern, dari kelas Ekonomi memakai AC yang sejuk, gerbong yang bersih, jadwal on time, sistem tiket online, menjadikan moda transportasi pilihan dengan tingkat kepastian yang bisa diandalkan.

Tapi karena saya belum pernah mencoba sendiri, saya belum benar-benar mempercainya. Sampai kemudian kesempatan pertama itu datang pada Rabu 23 Maret 2022 silam.

Saya dan Vera, istri, tiba di Surabaya dari Bali lewat perjalanan via travel. Kami berhenti di Stasiun Gubeng pada pukul 7:00, untuk melanjutkan perjalanan ke Jogja, menggunakan Kereta Api Sancaka dengan jadwal keberangkatan pukul 9:00 dan diinfokan tiba pada pukul 13:04! Seakurat itukah? Saya pun penasaran.

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

Stasiun Gubeng saat itu sedang direnovasi. Seperti diketahui selain Stasiun Gambir, Gubeng dan Tugu adalah stasiun besar dan utama di Pulau Jawa. Senang berjalan-jalan di Gubeng, gedung heritage yang dibangun pada masa kolonial dengan fasiltas dan pelayanan modern.

Setelah sarapan soto Madura, kami pun berangkat tepat waktu. Kesan pertama saya masuk ke gerbong luar biasa karena sangat bersih, sejuk, dan teratur. Seluruh penumpang duduk sesuai dengan nomor kursi yang tercantum di tiket online. Tiket kelas bisnis yang kami beli seharga 210 ribu rupiah. Tidak ada lagi "penumpang tembak" sebagaimana dulu.

arsip pribadi
arsip pribadi

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

Penumpang menikmati perjalanan dengan asyik. Vera dan saya banyak mengobrol sambil menyusuri lintas selatan Pulau Jawa (Tengah dan Timur) dengan melihat dari jendela pemukiman penduduk, persawahan, perkebunan, cerobong pabrik, dan beberapa jembatan.

Kami tidak lagi terganggu puluhan pedagang dan pengamen asongan di tiap stasiun pemberhentian: Mojekerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Klaten, dan stasiun akhir Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun