Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melintasi Jalanan Nostalgia di Jogja

2 Agustus 2024   13:33 Diperbarui: 8 Agustus 2024   08:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi sebelum matahari beranjak naik pada Selasa 9 Juli 2024, saya sudah keluar menyusuri jalanan-jalanan di Jogja yang dulunya saya akrabi dan sering datangi pada masa 1997 sampai dengan 2008. Saya mengajak Vera di boncengan motor honda Beat yang saya pinjam dari Memed. Semacam perjalanan tapak tilas, sentimental journey.

Kami meluncur menikmati suasana pagi kota yang segar. Malioboro masih sepi, kami melewati Jalan Trikora yang diapit Kantor Pos dan Gedung BNI di titik nol, menuju Alun-alun Utara Keraton, melihat masyarakat sedang joging dan lari di Alun-alun ini sambil saya menunjukkan lokasi bakmi Pak Pele di ujung sebelah timur yang batal kami datangi semalam.

Kemudian Jalan Ibu Ruswo yang menghubungkan ke Jalan Brigjen Katamso Gondomanan. Di jalan ini dulu saya sering nonton di bioskop Widya, yang memutar film-film Hollywood dan Asia, walaupun berselisih empat bulan penayangan di bioskop-21, seingat saya harga tiketnya 1.500 rupiah. 

Kemudian berbelok kanan melintasi plengkung wijilan, salah satu gerbang keraton, kita masuk ke sentra masakan gudeg. Perjalanan berlanjut ke Jalan Brigjen Katamso Gondomanan, kawasan perkantoran dan perdagangan. Pada 2002 saya membeli motor Shogun di dealer Suzuki Medan Jaya Katamso dan rutin menservisnya di bengkel ini. Selain urusan motor, saya juga sesekali pergi menyaksikan pertunjukan seni di Taman Hiburan Rakyat (THR) yang terkenal disebut Purawisata, di Gondomanan. Chairul, nama teman kos sampai hapal jadwal manggung pedangdut favoritnya di sini.

****

Dari Katamso ke arah selatan kita menemui Jalan Menteri Supeno, ini termasuk jalan yang sibuk karena seperti jalan penghubung Jogja dengan Kabupaten Bantul. Juga jalan yang mengakses langsung ke terminal lama Umbul Harjo. Jalur Supeno ke Umbul Harjo ini juga saya akrabi, akses menuju rumah teman di Pakel Sorosutan, persis seberang Lapangan Sido Kabul yang saya pernah bermain sepak bola.

Belok kiri ke arah utara, melintasi Jalan Taman Siswa. Siapa tak kenal jalan ini di Jogja? Terkenal disingkat dengan lafal "Tamsis". Saya pernah ikut bimbingan belajar di Neutron yang kantor pusatnya di tengah Tamsis. Di seberang Neutron terletak jalan gang perkampungan Kelurahan Joyonegaran Mergangsan. Di sini saya betah nongkrong dengan teman-teman penduduk setempat. Saya merasa diterima dengan hangat di Joyonegaran karena diajak Prio, teman kos, dulunya lama tinggal di sini, Prio mengenal hampir semua warga Joyonegaran.

Kemudian kita menemui Jalan Kusumanegara, saya menengok lagi kantor radio Geronimo di Jalan Gayam, Baciro, yang selalu saya dengarkan siarannya yang menghibur dan asyik. Tidak jauh dari Geronimo kita menuju Stadion Mandala Krida di Semaki yang sudah keren direnovasi akibat gempa bumi 2006, kemudian Gor Among Rogo di sebelah tenggara Mandala Krida.

Saya sering menyambangi dua venue tersebut untuk menyaksikan pertandingan kandang PSS Sleman atau PSIM Yogyakarta di Liga Indonesia. Sedangkan di Among Rogo pengalaman nonton badminton IBF, basket Kobatama dan selanjutnya IBL, dan nonton klub Yogya Yuso di turnamen Livoli yang kemudian saat ini Proliga.

Tak jauh dari Mandala Krida, kosan saya berada di Jalan Glagah Sari tepatnya Gang Wara-Wari, saya sempatkan singah di gerbang dan di depan kos yang kini berwarna krem, dulunya merah jambu. Gang ini menghubungkan dengan Jalan Janturan tempat Gudeg Pawon legendaris berjualan. Saya pertama mencoba gudeg ini pada 1998. Masa itu Pawon baru buka pukul 24.00 sd pukul 02-03 dinihari. Harga termurahnya nasi gudeg telor seharga 1.500 rupiah. Sedangkan paling mahal nasi gudeg ayam dada dibanderol 5.000 rupiah.

(arsip pribadi)
(arsip pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun