Diorama II berisikan bukti sejarah pascakemerdekaan. Menggambarkan situasi Yogyakarta ketika agresi Belanda I, termasuk perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Kemudian bagaimana perlawanan dan pemberontakan yang mulai timbul di beberapa daerah.Â
Kemudian pada Diorama III masuk pada agresi militer Belanda II, ketika TNI melakukan perlawanan gerilya, dan meletusnya Serangan Umum 1 Maret. Termasuk Diorama yang mengisahkan saat Prof. Dr. Sardjito menyampaikan pidato peresmian Universiteit Negeri Gadjah Mada (UGM) di Sitihinggil Kraton Yogyakarta pada 19 Desember 1949.
Sedangkan pada Diorama IV berisikan tentang Indonesia pada masa modern, ketika melaksanakan pemilu pertama 1955, operasi Trikora 1961, tragedi gerakan 30 September 1965. Diakhiri dengan masa Orde Baru pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pada 1974.
Patut diapresiasi revitalisasi yang dilakukan telah mengoptimalkan fungsi Vredeburg sebagai museum dan cagar budaya sekaligus sebagai ruang belajar terbuka, inklusif, dan rekreasi.
Ketika kebanyakan museum sepi seolah mati suri, dan tidak menjadi pilihan wisata bagi masyarakat kita. Wajah baru Vredeburg hasil revitalisasi menjadi ruang publik komunal inklusif, menyediakan banyak fasilitas mendukung yang diminati masyarakat sebagai objek wisata dan edukasi.
Di Vredeburg tersedia cafe, coworking space, toko merchandhise, hingga ruang khusus anak. Siti dan Uswa masih sempat bermain ayunan dan jungkat-jungkit di taman tengah Vredeburg, usai tur diorama. Saat kami ke sana sedang dikerjakan instalasi untuk air mancur menari di halaman yang kelak akan menambah keindahan museum bersejarah ini.
Jika ingin mengambil jeda sejenak dari hiruk pikuk Malioboro yang sangat ramai, Vredburg adalah tempat yang pas. Berkunjung ke Vredeburg kita bisa merasakan ketenangan dan kehangatan. Aura bangunan klasik, lantai ubin hijau yang antik, lampu gantung beranda yang bederetan, dan tiang-tiang lampu menghias taman rumput Vredeburg membuat perasaan menjadi lebih baik dan damai.Â
Salam hangat dari Jogja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H