Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Eropa 2024 yang Dinantikan Telah Tiba

14 Juni 2024   19:18 Diperbarui: 14 Juni 2024   19:36 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piala Eropa 2024 yang kita nanti-nantikan akhirnya tiba. Ini Piala Eropa ke-8 yang saya ikuti sejak Euro 1996 di Inggris. Dalam 31 hari kedepan, 24 negara peserta, 51 pertandingan digelar di 10 stadion megah di kota-kota Jerman.

Menjadi tuan rumah ajang akbar seperti Piala Eropa bagi Jerman, seperti etalase untuk memamerkan tingginya standar mereka menghelat ajang akbar yang menjadi sorotan global. Budaya sepak bola, stadion representatif, sistem transportasi canggih, akomodasi dan fasilitas memadai membuat orang berdecak kagum.

Jerman ingin mengulang kisah sukses menggelar World Cup 2006 yang luar biasa berkesan bagi pecinta sepak bola.

****

Piala Eropa edisi ke-17 ini akan dibuka pertandingan menarik, tuan rumah Jerman melawan Skotlandia di Stadion Allianz Arena, Munchen.

Jerman adalah negara tersukses di ajang Piala Eropa, dengan tiga kali juara dan tiga kali finalis. Namun mereka terakhir juara 28 tahun silam, yakni Piala Eropa 1996 di Inggris. Ketika Jerman itu dikapteni Jurgen Klinsmann dan ditukangi Berti Vogts, pelatih berwajah pucat dingin.

Saya ingin berbicara Jerman dari rentang itu (1996-2024), karena saya mengikuti kiprah tim Ubber Alles di semua turnamen setelahnya, Piala Eropa dan Piala Dunia.

Setelah Klinsmann menerima trofi 'Henri Delauney' dari Ratu Elizabet II di Stadio Wembley klasik pada 1996, enam Euro selanjutnya Jerman seperti melempem, walaupun sempat memenangkan Piala Dunia 2014. Der Panser dua kali kandas di penyisihan grup (2000 dan 2004); sekali perdelapan final (2020); dua kali semifinalis (2012 dan 2016); serta sekali runner-up (2008).

Jika kita persempit lagi, Jerman tidak bisa bersaing di level atas pada tiga turnamen akbar terakhir (Piala Dunia 2018, Euro 2020 (diselenggarakan pada 2021), dan Piala Dunia 2022). Pencapaian yang tidak mencerminkan predikat Jerman sebagai tim spesialis turnamen.

Sejak dipermalukan di Piala Dunia Qatar 2022, Jerman kesulitan bangkit sepanjang tahun 2023 untuk persiapan Euro 2024. Status tuan rumah yang otomatis tidak ikut babak kualifikasi yang kompetitif, menjadikan mereka tidak solid, tidak terbiasa pada laga penuh tekanan, jadi sering kalah dari tim biasa-biasa saja. Puncaknya Panser dihajar Jepang 1-4 pada September 2023 di Wolfsbrug, yang membuat federasi DFB memecat Hansi Flick.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun