Jersey Girl bukan film komedi walaupun dialog-dialog yang dinarasikan dengan humoris, juga sering keluar ucapan-ucapan kotor, adegan kekerasan, penggunaan narkotika dan adegan seks.
Ceritanya mungkin kecil, namun karakter dan emosi tiap karakter sangat kuat terasa, tentang cinta suami terhadap mendiang istrinya, tentang perjuangan orang tua membesarkan dan mendidik anak. Hubungan ayah dan anak perempuan yang saling mempercayai, dan mereka tahu saling mencintai, bahkan ketika mereka sudah terlibat pertengkaran dengan membentak mengeluarkan kata "benci" dan "bodoh".
Seperti banyak orangtua buruk, kami begitu terjebak, bahwa "kehidupan yang lebih baik" yang menurut kita dibutuhkan oleh anak-anak kita bukanlah kehidupan yang mereka inginkan.
Jersey Girl film emosional di hati saya, menontonnya memang terlambat dua dekade, tapi justru momentumnya sangat tepat, ketika saya sekarang telah menjadi ayah dua anak perempuan. Memberi dorongan kuat untuk menjadi ayah yang lebih baik bagi Siti Almirah Zulfadli dan Uswatun Nur Shasemen Zulfadli.
Film ini juga menjadi pengantar yang manis untuk mengucapkan..
 "Selamat ulang tahun Uswa! Bersyukur melihatmu tumbuh sehat dan cerdas. Dan tidak peduli berapa usiamu, you'll always be my baby girl!!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H