Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Slam Pertama Jannik Sinner dan Era Baru Tenis

29 Januari 2024   10:27 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:18 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada Minggu sore hingga malam kemarin 28 Januari 2024, saya menyaksikan streaming final tunggal putra Grand Slam Australia Open 2024. Dari pre show hingga trophy ceremony selama hampir 5 jam.

Lagu fireworks Moulin Rouge membuka acara di Rod Laver Arena Meulborne Park yang cerah. Mantan petenis Jim Courier dan aktris Ana de Armas kemudian mempersembahkan tas merk Louis Vitton yang berisi trofi Norman Brookes, lambang juara tunggal putra Australia Terbuka. Disusul National anthem Australia, Advance Australia Fair yang dinyanyikan Jay Laga'aia. Menciptakan atmosfer luar biasa Arena yang juga dihadiri langsung Rod Laver, living legend.

Dari locker room, kedua finalis disorot berjalan menuju lapangan. Jannik Sinner di depan dan Danii Medvedev di belakangnya. Pertandingan yang dinanti-nantikan akan segera berlangsung. Laga yang bisa jadi mengawali persaingan baru tunggal putra. Ya ini final pertama sejak 2005 tanpa Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.

Sinner adalah petenis Italia uggulan ke-4 di turnamen ini melaju ke final dengan sangat meyakinkan. Tanpa pernah kehilangan satu set hingga semifinal. Sinner lah yang mengandaskan dominasi Novak Djokovic, yang telah menang 10 kali di Melbourne dari 24 titel Slam. Terbanyak dari semua petenis sepanjang masa. 

Ini final akbar pertama Sinner, ia menantang petenis Rusia Medvedev unggulan ke-3, yang sudah empat kali maju ke final Slam dengan sekali juara pada US Open 2021. Medvedev menyingkirkan Alexander Zverev di semifinal epik dengan lima set, begitu juga saat mengatasi Huber Hurkacks di delapan besar.

Saya sendiri mengunggulkan Jannik sejak membuat Nole tak beruktik pada laga semifinal Jumat lalu. Namun set pertama dimenanangkan Medeved 6-3 lewat permainan solid dalam waktu 36 menit. Jannik sedikit gugup menghadapi atmosfer final. Pukulan-pukulannya tidak semantap di semifinal, ia kesulitan menemukan ritme terbaiknya.

Begitu juga di set-2, Jannik belum bisa melepaskan tekanan, ia kembali takluk 3-6 dalam 49 menit, relatif mudah, meskipun sempat mematahkan servis Medvedev pada game-8. 

Kalah dua set di laga final pertamanya membuat publik menilai Jannik antiklimaks. Ia benar-beanr tak berkembang dan tak bisa mencari cara untuk menghadapi Medvedev yang sangat tenang.

Dalam sisa waktu yang kritis untung saja Jannik belum telat, ia perlahan bangkit di set-3. Rasa gugupnya telah hilang dan mulai bermain lepas. Saling mempertahankan servis hingga game-9, Jannik dengan ketangguhan dan keberanian luar biasa berhasil mematahkan servic keras Medvedev di game-10, sekaligus merebut set-3, 6-4. Laga belum selesai.

Pertandingan berlanjut di set-4, Jannik masuk lapangan dengan sangat percaya diri, sedangkan Medvedev sengaja telat dengan tujuan mengacaukan fokus dan momentum Jannik. Serupa dengan set-3, Jannik menang skor 6-4, kembali mematahkan servis Medvedev pada game-10, dengan durasi 45 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun