Bagi Herry pribadi yang sudah lama bermukim di ibukota Jakarta, Yogya adalah kota yang ingin selalu ia sapa, ia sambangi, dan ia akrabi. Saya yang pernah tinggal bersekolah di Yogya selama 11 tahun (1997-2008), jadi punya perasaan emosional yang sama: lebih suka dan merasa pas menyebut “pulang” ketimbang “pergi” untuk tujuan Yogya, sebentuk ikatan batin.
"Di Yogya, bolehlah aku numpang bahagia," tulisHerry.
Membaca novel Yogya Yogya semacam perjalanan tapak tilas, menyibak rentetan memori merayakan kenangan-kenangan lama yang sejatinya tidak pernah terlupakan. Serupa menyuarakan dan mengekspresikan sikap baru terhadap kehidupan yang sudah dilalui begitu mengasyikkan. Pulang ke Yogya adalah sentimental journey.
Kenangan yang kan membawa kembali ke Yogya, kota berhati nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H