Buku Why We Sleep yang terbit pertama kali pada Oktober 2017 merupakan hasil penelitian panjang selama 30 tahun dan butuh 4 tahun menulis yang dilakukan dengan tekun oleh Matthew Walker, profesor psikologi dan neuroscience di University of California, Berkeley.
Walker menjelaskan dengan mantap hasil menyelidiki rahasia-rahasia tidur, memecahkan kode-kode tidur termasuk bagaimana mimpi bisa hadir sebagai "bunga". Penuh kisah-kisah menyenangkan untuk diceritakan.Â
Tidur kemungkinan besar terbentuk dari berbagai kekuatan di sepanjang jalur evolusi, dan melibatkan keseimbangan yang sensitif. Tidur bukanlah ketiadaan kesadaran. Ini jauh lebih daripada itu. Tidur malam kita merupakan serangkaian tahapan unik yang sangat kompleks, aktif secara metabolik, dan diperintahkan dengan sengaja. Tidur sebagai kondisi aktif otak banyak sekali manfaatnya, tulis Walker.
Kualitas tidur akan memengaruhi aktivitas sepanjang hari serta berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Juga memberikan pemahaman yang lebih superior terhadap dunia sosial pada keesokan harinya. Membuat kita lebih berempati, lebih bijak, lebih cerdas, menjadi orangtua lebih baik, dan menjadi pasangan yang lebih baik.
Tidur alami bukan sekadar pilar, tapi pondasi yang mendasari diet dan olahraga, merupakan salah satu penggerak sistem imun yang paling mujarab. Sampai saat ini belum obat tidur yang membantu orang-orang memperoleh tidur alami. Menjadikan kita mampu mengelola stress, membuat kita lebih kompeten, dan lebih mampu menjalani hari dengan suasana yang baik.
Banyak fungsi otak dipulihkan oleh dan bergantung pada tidur, di mana kita dapat mengkaji dan bahkan memperkuat hal-hal sebelumnya telah kita pelajari. Tidur sebelum belajar membantu kita membuat memori baru dan meningkatkan performa. Menjadikan kita lebih kreatif dan lebih motivasi.Â
Contoh menarik, Paul McCartney dari The Beatles menciptakan lagu Yesterday dan Let It Be, inspirasi dari mimpinya, setelah mendapatkan tidur nyenyak 7 jam. Begitu pula saat Keith Richards Rolling Stones saat menggubah hits Satisfaction yang sangat populer.
Tidur juga terbukti berguna untuk pemulihan emosional, seperti banyak orang sering mengatakan bahwa "waktu yang akan menyembuhkan luka" padahal yang sebenarnya adalah waktu yang dihabiskan dalam tidur bermimpi yang akan menyelesaikan semua perasaan sedih.
Sayangnya kehidupan modernitas sudah membengkokkan pola tidur manusia yang seharusnya bersifat naluriah. Mayoritas (75 persen) manusia di dunia mengalami kekurangan tidur.
Menurut Walker, manusia satu-satunya spesies yang dengan sengaja mengurangi waktu tidur mereka. Pertemuan budaya, kemajuan teknologi, dan tuntutan pekerjaan membuat durasi tidur manusia jauh berkurang. Kita sudah bahkan sering mengetahui ada rapat dilaksanakan sampai dengan dini hari.