Ia mendiriikan International Sport & Leisure (ISL) pemegang hak siar Piala Dunia, memonopoli industri sepak bola, iklan di stadion, dan semua unsur komersial lainnya. Hak siar inilah yang menjadi alat untuk menyuap Havelange dan Blatter.
Selain hak siar, bidding Piala Dunia juga menjadi sumber korupsi. Piala Dunia adalah penghasilan utama FIFA, nyaris 90 persen. FIFA sangat berkuasa karena ada Piala Dunia, satu-satunya turnamen yang disiarkan hampir di seluruh dunia, dan bisa mengumpulkan orang ke jalan berjumlah jutaan.
Banyak negara berusaha keras untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, karena membangun citra negara penyelenggara sangat kuat, yang tak bisa dicapai dengan hal lain. Itulah kekuasaan besar FIFA dan presidennya, begitu banyak pengaruh terhadap banyak negara.
Piala Dunia Spanyol 1982 secara bertahap FIFA mulai meraup uang, menciptakan organisasi miliaran dollar, dan awal budaya kehidupan mewah pejabat elite FIFA. Mereka menjelajah dengan jet pribadi, mobil terbaik, dan hotel terbaik. Hampir semua uang FIFA berasal dari ISL Dassler.
Setelah Havelange memimpin FIFA selama 24 tahun, ia harus berhenti menjelang Piala Dunia Perancis 1998. Pemilihan Presiden FIFA pada 1998 adalah momen penting bagaimana sepak bola dunia saat ini yang kita saksikan.Â
Blatter yang sangat berambisi berhasil mengalahkan pesaing kuat President UEFA Lennart Johanson. Blatter bisa menang ditengarai karena melakukan banyak suap terhadap negara Afrika dan sebagian negara Eropa.
FIFA di bawah kendali Blatter makin berkuasa dan seperti tak tersentuh. FIFA penguasa dunia olahraga, dan Presiden Sepp Blatter "Godfather" sepak bola. Korupsi semakin menjadi masalah endemis di FIFA, menjadi organisasi kejahatan, mereka boleh berbuat sesukanya.
Blatter orang yang memiliki hasrat tak pernah puas menjadi pusat perhatian. Ia juga pandai menebeng tokoh politik penting global seperti Nelson Mandela saat menjanjikan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Blatter mengistilahkan organisasinya sebagai "Keluarga FIFA". Menjadi keluarga FIFA seperti berada di taman rahasia yang tak ingin ditinggalkan. Betapa banyak korupsi, keuntungan finansial, kepentingan pribadi, keserakahan, permainan politik, dan pengkhianatan yang ada di dalam "keluarga palsu" tersebut.
Blatter tetap sebagai presiden selama 17 tahun sampai pada Rabu 27 Mei 2015 petang di markas FIFA di Zurich Swiss, para pejabat elite FIFA ditangkap atas dugaan korupsi oleh investagi FBI. Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendakwa mayoritas anggota Exco telah menerima suap untuk memutuskan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Russia dan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Jika tak memerangi korupsi di olahraga, maka kita tak memerangi korupsi.