Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Keluarga FIFA Palsu

24 Desember 2022   17:20 Diperbarui: 24 Desember 2022   17:21 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber:https://www.netflix.com/id-en/title/80221113)

Sepak bola semacam hasrat. Kita suka sepak bola sejak kecil dan seumur hidup. Akan lebih menyenangkan jika tak mengetahui semua kebusukan dalam sepak bola dan hanya menyukai permainannya serta mendukung tim nasional kita, karena rasa percaya dan cinta.

Namun bersamaan merasa ada tak beres dalam pengelolaan sepak bola oleh Federasi. Kita tahu FIFA korup dan kita muak hal itu.

Saya menjadi lebih paham setelah menyaksikan empat serie dokumenter Netflix, FIFA Uncovered yang diproduseri John Battsek dan disutradarai Daniel Gordon mengisahkan dengan gamblang bagaimana kejahatan korupsi sudah begitu mengakar di FIFA, organisasi yang mengatur sepak bola dunia. 

Pada 1904, federasi FIFA dibentuk oleh 7 asosiasi sepak bola Eropa, semuanya amatir dan tidak ada uang bermain. Mereka menjaga nilai-nilai olahraga. Membuat panduan untuk menjaga sportivitas sepak bola, dan melindungi sepak bola dari politik dan propaganda.

Dari situ muncul gagasan mempertandingkan sepak bola secara global, untuk menyuarakan kebaikan. Maka Piala Dunia pertama digelar pada 1930 di Uruguay dengan jumlah 13 negara peserta.

Sejak itu sepak bola menjalar cepat ke belahan dunia, meski FIFA masih organisasi amatir. Sampai pada tahun 1974, semuanya berubah. Terpilihnya Joao Havelenge sebagai presiden FIFA pada 11 Juni 1974 merupakan titik balik.

Havelange seorang pebisnis, sebelumnya ketua Komite Olahraga Brasil menggantikan tokoh konservatif FA terkemuka, Sir Stanley Rous. Pada tahun itu juga ia mengajak Sepp Blatter bergabung ke FIFA, yang dinilai bisa membangun industri sepak bola.

Pada Havelange dan Blatter inilah dua sosok yang mengundang kapitalisme ke FIFA. Blatter sukses menggaet Coca Cola sebagai sponsor pertama FIFA pada 1976, dan setelahnya diikuti banyak sponsor, Adidas, KLM, Philips, dan sebagainya yang menghasilkan uang.

Sepak bola menjadi produk bisnis, otomatis bersentuhan dengan politik. Tuan rumah Argentina Piala Dunia 1978 didebat karena kental politik, tapi Havelange dengan teguh mendukung Argentina meskipun negara tersebut dikuasai diktator militer fasis kejam dan brutal, jenderal Jorge Rafael Videla. Bukan menggunakan kekuatan sepak bola untuk menentang kejahatan HAM, melainkan justru mendukung pelanggaran. 

Setelah Argentina 1978, nilai ekonomis sepak bola melambung sejak itu. Horst Dassler owner perusahaan apparel, Adidas, paham benar bahwa pasar sepak bola meroket sering berkembangnya televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun