Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Misteri Final Piala Dunia 2022

18 Desember 2022   19:22 Diperbarui: 18 Desember 2022   19:27 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: https://www.kompas.com/)

Argentina telah berkembang di tangan Scaloni. Permainan yang menunjukkan kesolidan, impresif, dan stabil, dengan semangat membara. Mereka kini tak hanya mengharap sepenuhnya pada Messi.

Tim ini telah lulus ujian awal dan terus bertumbuh, mereka semakin padu dan siap menatap pertandingan final yang sangat emosional, sebagai laga terakhir superstar Messi di Piala Dunia, yang sangat berambisi melengkapi pencapaian karirnya dengan mahkota Piala Dunia.

Argentina di bawah pelatih Lionel Scaloni mencoba mengukir sejarah baru bagi mereka sendiri di tanah Jazirah. Jika sukses, Argentina, menyematkan raihan tiga bintang di jersey mereka, setelah yang pertama Argentina Mario Kempes pada 1978 dan Argentina Maradona 1986.

Bagaimana dengan Perancis, sejarah apa yang hendak mereka ukir?

Perancis di bawah pelatih Didier Deschamps sejak 2012, menjelma tim dengan kolektivitas tinggi. Kebersamaan dalam waktu panjang membuat mereka menjadi satu hati dan satu pikiran. Yang bermain bukan hanya sekadar fisik, tapi juga perasaan, feeling.

Memadukan teknik apik dan fisik prima penggawa Les Bleus. Lini belakang kokoh, sektor tengah bertenaga, dan barisan penyerang tajam adalah kolektivitas Perancis yang efektif dan mematikan lawan-lawan, terutama pada laga babak gurur. Mereka lebih paham, lebih pengalaman, bagaimana menjalani pertandingan besar penuh tekanan.

Inggris di perempat final dan Maroko di semifinal menjadi korban kebengisan Perancis memenangkan momen-momen penting di situasi genting. Fenomena Perancis Deschamps yang sekarang mirip karakter Jerman pada era 1980-an yang berhasil tiga kali beruntun ke final Piala Dunia (1982, 1986, dan 1990).

Perancis tampil sangat meyakinkan dan menampilkan kinerja yang nyaris sempurna. Mereka punya visi bermain yang kuat dan kompak. Terutama sosok Antoinne Griezmann, yang kian matang dan kian berkembang, walaupun di Qatar ia lebih berperan sebagai pelayan penyerang Kylian Mbappe dan Oliver Giroud.

Perancis mencoba mengukir sejarah baru bagi mereka sendiri di Qatar. Jika nanti malam menang, Perancis akan menjadi tim pertama mempertahankan predikat juara dunia sejak Brasilnya Pele melakukannya pada Piala Dunia 1958 dan 1962. Sudah 60 tahun silam.

Juga akan menjadi kemenangan ketiga Perancis di Piala Dunia. Setelah mereka mencetak sejarah pertama pada 1998 di negeri sendiri oleh generasi emas yang dikapteni Deschamps, kemudian juara di Russia 2018 yang dilatih Deschamps.

Deschamps saat ini sudah mensejajarkan diri dengan nama besar Mario Zagallo (Brasil) dan Franz Benckenbauer (Jerman), memenangkan Piala Dunia sebagai pemain (kapten) dan juga sebagai pelatih, akan punya rekor lebih hebat lagi menuju keabadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun