Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Piala Dunia 2010, Rasa Baru dan Juara Baru di Negeri Nelson Mandela

12 November 2022   12:45 Diperbarui: 12 November 2022   13:09 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh, Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia yang benar-benar baru dari ragam perspektif. Dilaksanakan di benua baru, menghasilkan juara dunia baru, dan juga cara kita menikmati dengan nuansa baru. Hal yang terus melekat jika saya mengilas balik Piala Dunia edisi ke-19 ini.

Kemenangan Agung

Waktuya bagi Afrika. Setelah benua Asia (Korea Selatan dan Jepang) diberi kepercayaan menggelar Piala Dunia 2002, maka delapan tahun berselang, FIFA memberikan kehormatan untuk benua Afrika sebagai tuan rumah turnamen sepak bola paling megah sejagat raya.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa Piala Dunia akan diselenggarakan di Afrika Selatan, negara dengan sistem pemerintahan apartheid. Praktik politik zaman purba yang memisahkan warga negaranya hanya karena warna kulit manusia. Sampai mujizat Tuhan untuk Afsel diturunkan melalui satu sosok manusia berhati mulia, mendiang Nelson Mandela.

Madiba-begitu ia disapa, adalah simbol pemersatu bangsa Afrika Selatan, yang punya sikap maaf tak pernah habis terhadap orang-orang kulit putih yang mengasingkan tubuhnya selama 27 tahun di Pulau Robben yang suram.

Ketika bebas dan kemudian terpilih menjadi Presiden, Madiba berjiwa lapang merangkul ras putih dengan tulus, tak pernah sedikitpun ia menyimpan dendam. Madiba berprinsip Afrika Selatan harus menatap era baru yang bermasa depan cerah.

Meskipun Bafana-Bafana, julukan Afrika Selatan, gagal di penyisihan Grup A, namun Afsel dengan ketokohan Mandela sukses menyelenggarakan Piala Dunia 2010 dengan elegan, tanpa noda humanisme. Dunia global banyak belajar pada Afsel bagaimana meraih kemenangan agung di lapangan sepak bola.

Piala Dunia Digital

Seingat saya, Afsel 2010 adalah Piala Dunia pertama berlangsung ketika media jaringan sosial seperti Facebook, Twitter, Blogspot, tengah mewabah dan melanda masyarakat di seluruh dunia. Juga forum Kompasiana ini, perdana menyemarakkan pesta sepak bola pada Piala Dunia 2010.

Berkat kemajuan teknologi komunikasi itu, membuat cara kita menikmati Piala Dunia pun berbeda. Sangat seru, lebih asik, lebih riuh, lebih meriah, dan lebih gembira daripada yang pernah kita rasakan sebelumnya.

Pada setiap pertandingan, kita semua bisa aktif, bahkan pada saat pertandingan tengah berlangsung, dengan memberikan komentar tentang jalannya pertandingan, atau "mencela" tim yang dijagokan teman kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun