Pokoknya tak ada aspek yang dilewatkan. Jadwal, kans, prediksi, hasil, dan warna-warni Piala Dunia lainnya, termasuk fenomena "Paul", gurita yang menghebohkan turnamen dengan prediksi-prediksi jitunya. Kesemuanya adalah informasi yang bergulir tak terbendung di lini masa kita semua mewarnai Afsel 2010.
Momen turnamen yang paling heboh dikaitkan dengan teknologi pada saat pertandingan klasik di babak perdelapan final di Bloemfontein, antara Inggris melawan Jerman.
Three Lions yang sempat tertinggal dua gol, mendapat angin dan momen bagus. Skor 1-2 saat itu, dan laga memasuki menit ke-38, ketika tendangan Frank Lampard dari jarak 25 meter meluncur keras ke arah tengah gawang. Bola melesat cepat melewati jangkauan kiper Manuel Neuer yang terlalu maju.
Bola Jabulani membentur mistar bagian bawah dan terpental jatuh sekitar 1 meter di belakang garis, kemudian memantul keluar di depan Neuer yang segera mengamankan dan menendang jauh seolah-olah tidak gol. Wasit Jorge Larrionda asal Uruguay pun terus melanjutkan permainan. Sampai kemudian teknologi membuktikan kebenaran yang tak terbantahkan.
Skandal macam ini yang acap berulang akhirnya membuka mata dan hati para elite FIFA, bahwa sudah waktunya penggunaan teknologi pada pertandingan sepak bola. Sepak bola mesti mengakui lebih banyak manfaat daripada mudarat jika teknologi garis gawang dipakai.
Jangan sampai sepak bola tidak mengikuti dinamika yang berkembang. Lihatlah cabang tennis dan badminton yang telah memanfaatkan teknologi tersebut demi meminimalkan kesalahan manusia.
Momen Bloemfontein akhirnya membuat FIFA memberlakukan teknologi garis gawang mulai pada Piala Dunia 2014.
****
Trofi Piala Dunia akhirnya diraih Spanyol setelah menang melawan Belanda di final melalui golden goal Andreas Iniesta di masa extra time.
La Furia Roja mencatatkan sebagai juara dunia baru, bersanding dengan 8 negara jawara Piala Dunia. Gelar sempurna bagi Spanyol setelah sebelumnya juga sukses juara Piala Eropa 2008. Spanyol pun menikmati era kejayaan di dunia sepak bola, setelah berdarah-darah membangun timnas solid selama 40 tahun.Â
Pada waktu yang sama di Soccer City Stadium, Johannesburg, Belanda lagi-lagi meratapi kegagalan ketiga di final Piala Dunia.