Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Piala Dunia 2002, Fenomena Korea Selatan dan Penebusan Ronaldo

10 November 2022   12:02 Diperbarui: 10 November 2022   12:12 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: https://www.bolasport.com/)

Inilah Piala Dunia pertama di abad-21, pertama kali diselenggarakan di benua Asia dengan dua tuan rumah bersama: Korea Selatan dan Jepang.

Satu hal yang saya sukai Piala Dunia ini adalah dapat menyaksikan pertandingan di siang hari, waktu petang, dan awal malam.

Pertandingan pertama dimulai pukul 12.00 WIB. Jadi kita penduduk Indonesia tak perlu begadang. Sesuatu yang baru, selama ini kita hanya bisa menyaksikan sepak bola kelas dunia pada jauh-malam hingga dinihari karena digelar di Eropa dan Amerika. Sekarang gantian, masyarakat Eropa dan Amerika yang mesti begadang.

Dengan pertandingan berlangsung di tengah jam kerja masyarakat Indonesia, nuansa Piala Dunia Korea-Jepang benar-benar berbeda.

Diberitakan beberapa agenda dan rapat-rapat rutin, baik pemerintah maupun swasta yang sudah terjadwal, mesti ditunda dulu jika berbarengan dengan pertandingan Piala Dunia yang melibatkan negara-negara favorit.

Piala Dunia 2002 juga bertepatan dengan agenda ujian final semester bagi mahasiswa, termasuk saya. Saya mesti mensiasati bagaimana cara tetap bisa menghadapi ujian dengan baik tanpa terlewatkan laga-laga Piala Dunia.

Beberapa waktu saya menyaksikan di kampus bersama civitas akademik penggemar bal-balan. Mahasiswa, dosen, staf, pimpinan, hingga petugas keamanan kampus, semuanya riuh dalam pesta sepak bola, walaupun bukan mendukung timnas Indonesia.

Kembali ke turnamen, momen apa yang paling dikenang di perhelatan Piala Dunia 2002?

Menurut saya pribadi, sebenarnya secara kualitas, Piala Dunia 2002 tak sebagus Piala Dunia 1998. Sejumlah pertandingan berlangsung tanpa intensitas tinggi penuh ketegangan, jauh dari ekspektasi, terutama babak penyisihan.

Banyak pemain papan atas tidak tampil maksimal karena fisiknya sudah terkuras di kompetisi domestik dan juga Liga Champions (waktu itu format Liga Champions menggunakan dua tahap fase grup sebelum fase knock out-perempat final).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun