Sepak bola berduka dan seluruh dunia mengutuk perbuatan biadab tersebut.
Favorit Juara
Sejatinya, Kolombia datang ke AS dengan kepercayaan diri sebagai salah satu favorit juara, bahkan Pele meyakini bahwa Kolombia paling tidak melaju hingga semifinal.
Pelatih Kolombia Francisco Maturana, membawa pemain era terbaik seperti Carlos Valderrama, Freddy Rincon, Alexis Garca, dan Faustino Asprilla. Termasuk Andreas Escobar --yang konon seusai Piala Dunia 1994, Escobar bakal berkostum AC Milan, tim terbaik Eropa kala itu.
Kolombia bergabung di Grup A bersama tuan rumah AS, Rumania, dan Swiss. Sama seperti sebelumnya, Piala Dunia kerap menghasilkan kejutan. Kolombia langsung tumbang 1-3 oleh Rumania di pertandingan perdana. Satu gol Rumania diciptakan George Hagi yang dinilai sebagai salah gol terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
Diberitakan, banyak petaruh rugi besar dan murka melihat timnas Kolombia melempem. Toh kans Kolombia melenggang masih terbuka karena masih menyisakan dua laga, asalkan tidak kalah di laga melawan tuan rumah, AS. Kolombia tetap dijagokan waktu itu.
Namun pertandingan yang berlangsung pada 22 Juni 1994 di Rose Bowl, Pasadena, LA, inilah, akan selalu dikenang sebagai pertandingan sepak bola yang mengerikan jika dikaitkan bagi kemanusiaan dan kehidupan pesepakbolanya.
Di babak pertama menit ke-34, Escobar berupaya menghalau serangan umpan tarik pemain AS, John Harkes, ke area penalti dari sisi kanan pertahanan Kolombia dengan aksi membuang badan. Mencoba memotong bola yang menyusur. Nahas, bola tersebut membentur ujung sepatunya kemudian bergulir ke gawang Oscar Cordoba yang telah mati langkah.
Sesaat Escobar terbaring telentang dengan tangan menutup mukanya tak percaya. Skor menjadi 0-1, lalu 0-2, dan skor akhirnya 1-2. Dengan dua kali kekalahan, Kolombia dipastikan angkat koper lebih awal, meski menyisakan satu pertandingan melawan Swiss.
Skuad Kolombia gugur sebelum berkembang, dan Escobar pun pulang kampung yang terus tertekan. Dia bersumpah tak akan menonton sisa turnamen di televisi. Kegagalan di AS membuatnya terpukul. Sampai pada akhirnya pada 2 Juli 1994 Escobar pergi mencari hiburan di klab malam di Kota Medelin.
Kemudian ia dilaporkan mabuk menenggak alkohol. Setelah pesta usai, di luar di tempat parkir klub itu, empat anggota mafia yang telah menunggunya. Sempat diawali perdebatan, akhirnya 12 peluru menyobek-nyobek tubuh Escobar. Sebuah ambulans dipanggil, tapi sudah terlambat.