Yang dinilai dari pendidikan karakter adalah perilaku, bukan pemahaman. Jika menjadi guru adalah sebuah panggilan hidup, mereka yang terlibat di dalamnya akan memberikan dan mengabdikan dirinya secara profesional.Â
Oleh karena itu posisi antara guru sebagai panggilan hidup dan profesi tidak perlu ditentangkan.
Pengajaran di kelas merupakan pendidikan karakter yang sangat strategis. Di ruang kelas, guru adalah manajer yang mengendalikan dan mengarahkan proses. Dalam perjumpaan guru dan siswa terdapat proses penanaman nilai secara lebih nyata.
Pedagogi bukanlah aset yang bisa otomatis dimiliki, melainkan sebuah kemungkinan yang terbuka di mana setiap individu merangkai, membangun, dan membentuk karakter individualnya sesuai dengan kemungkinan yang terbuka di hadapannya.
Pendekatan pendidikan punya banyak cara: idealisme, realisme, naturalisme, sosialisme, dll. Sedangkan metodenya: positivisme, historis, materialis, dialektis, dan sebagainya.
Manusia berusaha menaklukkan keterbatasan dirinya melalui pendidikan. Seperti disampaikan filusf Mounier bahwa manusia tidak hanya memiliki kemampuan adaptif.Â
Bukan sekadar tampil responsif dan reaktif terhadap hidup. Manusia juga memiliki kemampuan untuk mengatasi keterbatasannya dan menjalani berbagai macam kemungkinan yang senantiasa terbuka.
Sederhananya, belajar seumur hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H