Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antara Jerman 2014 dengan Bayern Munchen 2020

25 Agustus 2020   21:12 Diperbarui: 25 Agustus 2020   21:13 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.uefa.com)

Hemat Siegenthaler, emosi lebih menentukan pada fase knock-out. Dari informasi dan analisis yang disusun Sigenthaler, Jogi akan memutuskan taktik terbaik dengan pemilihan pemain tepat untuk mengalahkan lawan. Bayangan saya Hans Diter Flick, Pelatih Bayern yang dulu Asisten Jogi, melakukan hal serupa.

Apa yang diraih Bayern'20 dan Jerman'14 bukan hasil kerja singkat dan mudah. Fenomena sepak bola mereka buah manis dari kebijakan Federasi mereka Deutscher Fusball-Bund (DFB) yang gencar membina usia muda pada awal tahun 2000-an. Persis setelah Die Nationnalmannscaft tersisih secara memalukan dengan status juru kunci di Euro 2000.

Jerman boleh kalah talenta-talenta hebat bakat alam dari negara Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina. Tapi Jerman merespon itu dengan pola pembinaan yang terstruktur dan teratur. Mereka membenahi Bundesliga dan semua tingkat kompetisi hierarki secara revolusioner. 

Dari 525 pemain terdaftar di Bundesliga, 60 persen pemain berasal dari akademi dan berpaspor Jerman. Sementara lebih 5.000 pemain hasil didikan akademi lainnya tersebar di 282 klub di seantero Jerman dari berbagai kasta liga. Lihatlah hasilnya kini, Jerman dilimpahi pesepak bola muda bertalenta tinggi dan sudah di persaingan elite.

Hal terbesar yang direncanakan adalah bagaimana para barisan pemain muda yang segar, berteknik tinggi, dan antusias, berkembang dan membentuk tim yang stabil, konsisten. Bediri dan bertempur, semboyan itulah yang dilakukan pasukan Bayern'20 dan Jerman'14 setiap menghadapi turnamen besar.

Kejayaan Bayern'20 dan Jerman'14 sekaligus kemenangan sepak bola modern. Kedua tim telah menunjukkan dalam sepak bola modern dituntut perencanaan matang dan kolektivitas, serta mental yang tangguh. Bayern'20 dan Jerman'14 memberikan contoh bagaimana bangkit dari kegagalan demi kegagalan. Mereka tak pernah kehilangan motivasi, dan terus bekerja keras. Kedua tim pantas menjadi yang terbaik di antara yang terbaik.

Salam sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun