Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertarungan Gagasan Liberalisme Begawan Ekonomi

10 Juli 2020   17:00 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:53 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagasan ada karena ketidakpastian, sebagaimana tesis Judith Goldstein pada 1993, Ideas, Interest, and American Trade Policy, menjelaskan bahwa antara kepentingan dan kebijakan terdapat ruang "ketidakpastian". Jadi meskipun pelaku mengetahui kepentingannya dengan baik, belum tentu dia mengetahui kebijakan yang paling tepat untuk mencapai kepentingan tersebut.

Dari buku ini kita menembus ruang waktu bagaimana ide dan sikap para begawan ekonomi dan para aktor yang Rizal sebut sebagai "komunitas epistemis liberal." Siapa saja mereka yang tergabung "komunitas epistemis liberal"? Menurut Rizal ia adalah kelompok ekonomi professional di kampus-kampus, di lembaga kajian ekonomi (think-thank), jurnalisme/kolumnis ekonomi bisnis di media-media terkemuka, dan yang lain.

Komunitas tersebut mengaktualisasikan pertarungan gagasan dalam realitas kebijakan, dan tentunya yang paling berpengaruh para kabinet ekonomi Soeharto: Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Sumitro Djojohadikusumo, Emil Salim, Subroto, Muhammad Sadli, Radius Prawiro, dan paling belakangan Sumarlin.

Mereka yang kemudian disebut sebagai 'Mafia Berkeley', disebut-sebut menanamkan ssstem ekonimi neo-liberalisme demi kepentingan Amerika Serikar di Indonesia. Paham yang mengajarkan proteksionisme bukan mekanisme tepat untuk mencapai keadilan dan pemerataan, sebab proteksionisme akan selalu menghasilkan ketidakadilan dalam bentuk baru.

Studi Rizal memang memfokuskan hanya rentang 1986-1992, tetapi gagasan liberalisasi telah tersebar luas, terentang panjang, dan mendapatkan banyak legitimasi dari lembaga dan publik. Argumentasi dan studi yang Rizal susun ini kian mendapatkan bukti empiris di sektor ekonomi Indonesia, sampai saat ini. Terutama proses pengambilan kebijakan ekonomi karena kuatnya pertimbangan politik.

Saya telah membacanya sejak lima belas tahun lalu, namun tetap sangat menarik sebagai bahan diskusi ekonomi politik liberalisasi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun