Jhon Terry, Michel Ballack, Frank Lampard meraih modal penting untuk membawa Pep dan pasukannya bertarung pada leg-2Â yang sangat menentukan di Stamford Bridge, London. Publik mulai percaya, Barcelona bisa saja ditumbangkan, dengan taktik yang tepat. Kepercayaan diri skuad London Barat semakin kuat.
Leg-2 tak jauh berubah. Chelsea harus dipaksa bertahan meski bertanding di markas sendiri. Namun Chelsea justru berhasil unggul 1-0 pada menit ke-9 lewat tembakan volly spekulasi gelandang Michel Essisien dari jarak 25 meter yang tak bisa diselamatkan Victor Valdes.
Chelsea di atas angin, dan setelah unggul satu gol, mereka semakin merapatkan barisan untuk mati-matian mempertahankan kemenangan. Polanya sudah mereka pahami dengan pengalaman di Camp Nou. Sekalipun waktu masih Panjang.
Setelah sejam duel yang berlangsung keras ini, pemain Barcelona Eric Abidal dikartu merah wasit Tom Henning Ovrebo (Norwegia) karena melanggar keras Nicholas Anelka di sisi kotak penalti Barcelona.
Drama London itu berawal dari momen ini. Hanya melawan sepuluh pemain, dan sudah unggul membuat Chelsea sudah sangat percaya diri mereka akan menang dan kembali mendapatkan tiket final. Padahal sesungguhnya mereka masih berada dalam bahaya besar. Sisa laga dengan keunggulan jumlah pemain, tak bisa dimanfaatkan Chelsea untuk mengamankan duel. Drogba dan Lampard melewatkan peluangnya untuk 'mengakhiri' laga.
Sedangkan bagi Barcelona, tidak ada pilihan selain membuat satu gol penyeimbang. Barcelona terus mencoba membangun serangan tapi masih kesulitan menembus pertahanan Chelsea. Tapi mereka terus berusaha menciptakan peluang sekecil apapun.
Mereka menunjukkan kekuatan dan keberanian, yang pada akhirnya mendapatkan apa yang mereka perjuangkan. Gol penyeimbang yang menentukan, pada menit ke-93!!. Melalui serangan dari sayap kanan, Iniesta menembak bola melalui tempurung kaki kanannya dari luar kotak penalti setelah mendapatkan operan pelan Messi dari dalam kotak. Bola itu melewati hadangan kerumunan pemain dan sedikit menghalangi pandangan Peter Chech. Tendangan Iniesta tersebut merupakan tembakan pertama on-target selama pertandingan.
Tuan rumah tak percaya, meratapi pertahanan yang sudah dibangun dari dua laga, akhirnya tembus juga. Chelsea patah hati. Pada saat bersamaan pemain Barcelona dilanda kegembiraan luar biasa. Mereka merayakan cukup lama dan Pep ikut selebrasi sepeti anak-anak mendapatkan hadiah ulangtahun.
Tapi Drama belum selesai. Dua menit terakhir Chelsea masih mendapatkan satu kans. Dari umpan sepak pojok Frank Lampard bola disambut Michael Ballack, tetapi bisa dihalau striker Barcelona, Samuel Eto'o yang turun ke belakang. Hanya saja Eto'o menghalau bola dengan lengan tangan. Tapi wasit Ovrebo tidak menunjuk titik putih bagi Chelsea. Ballack, Drogba, dan Bosingwa murka dengan memaki-maki wasit Ovrebo, namun semua kecaman dan protes tak mengubah hasil, sekalipun kontrovesial Ovrebo yang dianggap gagal memimpin duel penuh tekanan ini.
Setelah pertandingan benar-benar selesai, pemain Barcelona bersuka cita. Bos Pep sangat bahagia. Sementara ambisi Chelsea kembali kandas. Setelah kekalahan tragis di final Moskow 2008 oleh United, kini secara menyakitkan tiket final yang sudah di depan mata raib di Stamford Bridge.
Sementara bagi klub Catalan, kemenangan di London ini merupakan satu laga yang menentukan beberapa sejarah penting bagi klub mereka sendiri, dan bagi sepak bola Eropa dan dunia secara keseluruhan.