Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bumi Manusia dengan Segala Persoalannya

4 September 2019   22:00 Diperbarui: 8 September 2019   06:31 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cantik tiada tanding, demikian pujian Minke pada Annelies di ladang perkebunan milik keluarga Ontosoroh. Mawar de Jongh yang tidak pernah saya kenal dalam dunia sinema Indonesia, memainkan dengan cantik karakter Annelies, pas dan tak berlebih-lebihan.

Ontosoroh atau Nyai yang diperankan Ine adalah karakter paling mendekati asli dan tampil paling apik. Walaupun tidak digambarkan sebagaimana di novel bahwa Ontosoroh awalnya bernama Sanikem, gundik tuan Herman Mellema seharga 25 gulden, banyak membaca novel-novel barat sebelum beranjak tidur. Kebiasaan yang membentuk karakternya sedemikian kuat.

Penampilan Ine sangat memuaskan dengan wajah, konde, kebaya, tatapan mata, gestur, dan tutur kata yang membius.  Barangkali Ine tak  lagi asing karena sudah beberapa kali memerankan Ontosoroh di pementasan teater.

Selain disimpul kisah percintaan Minke dan Annelies serta persoalan pelik keluarga Mellema, film ini juga mengangkat perjuangan Minke dan Ontosoroh, sebagai pribumi, menentang kesewenang-wenangan dan hegemoni koloni Hindia Belanda, sembari bertekad mengubah budaya feodalisme--Minke tak paham mengapa harus berjalan jongkok di rumah ayahnya-pribumi yang membelenggu. 

Minke dan Ontosoroh akhirnya dinyatakan kalah oleh hukum kolonial Belanda. Minke harus kehilangan Annelies, bungsu Ontosoroh yang cantik rupawan. Sementara Ontosoroh kehilangan semua harta benda termasuk ladang pekebunan yang susah payah dibangun untuk menghidupi sekitar 500 keluarga petani ladang penggarap.

Hanung mengakhiri film ini dengan menampilkan vokal Iwan Fals yang menyanyikan Ibu Pertiwi, entah apa alasannya. Apa pun itu, yang jelas saya dapat menikmati film berdurasi 181 menit tersebut.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun