Argentina punya pemain depan yang melimpah, tapi miskin pemain tengah penyeimbang dan bek-bek berkualitas dunia. Otamendi, Taghliafico, Rojo, dan Fazio terlalu jauh kualitasnya dibandingkan Roberto Ayala dan Javier Zanetti. Sang penyeimbang Javier Mascherano yang tampil garang di Brasil, tampak sudah uzur bersaing dengan pasukan muda lawan.
Alih-alih mengulang pencapain mereka pada 2014, Argentina sangat beruntung bisa lolos ke babak 16 besar dengan minimalis, setelah menang atas Nigeria. Sebelumnya ditahan Islandia, negara kurcaci di Eropa, dan kemudian dihantam Kroasia tiga gol tanpa membalas.
Di fase knock-out yang baru saja kelar, kemujuran Argentina akhirnya terhenti setelah dikalahkan Perancis 3-4 lewat pertandingan yang tak hanya mendebarkan namun juga mengibur untuk menggembirakan dunia sepak bola. Perancis melaju, Argentina terbang pulang. Messi gagal dan bisa jadi tak bertanding lagi Piala Dunia 2022 Qatar.
Sepak bola itu memang bukan lahan yang segalanya harus ideal atau ajang untuk mencari dalih. Sepak bola mengajari kita untuk mengalami kenyataan nasib. Entah itu kesuksesan atau pun kegagalan. Tapi yang pasti hidup terus berjalan.
Mengutip Tom Hanks dalam film Forrest Gump bahwa hidup ini adalah tentang perjuangan dan perubahan, setiap manusia harus selalu berusaha hingga takdirnya terungkap. Dan takdir Messi di Piala Dunia sudah terjawab, Â Messi akan dikenang pemain terhebat yang tidak pernah mengangkat trofi Piala Dunia. Itulah garis nasib sang mega bintang super Messi.
Salam Piala Dunia. Tetap semangat dan Jangan lupa nonton bola tanpa Kacang Garuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H