Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Siklus Piala Dunia Semakin Mengarah ke Amerika Latin

27 Juni 2014   16:58 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:09 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolombia, Tim Amerika Latin yang Tampil Meyakinkan (espn.com)

Putaran pertama Piala Dunia 2014 telah berakhir, Jumat 27 Juni.

32 tim dalam delapan grup menyelesaikan 48 pertandingan, dan telah mendapatkan 16 kesebelasan ke putaran II. Komposisinya sebagai berikut: 5 negara dari zona Amerika latin, 3 negara Concacaf, 6 wakil benua Eropa, dan 2 Afrika 2. Negara Asia-Pasifik mana ? jangankan lolos, meraih satu kemenangan pun tak pernah bisa. Ini kemunduran tajam sepak bola Asia.

Dari kedelapan grup, ada yang sesuai prediksi. Tapi lebih banyak menghasilkan kejutan. Kita pun semakin paham dari sananya, sepak bola bukan permainan yang sepenuhnya rasional dan matematis. Reputasi sebuah tim tak berlaku lagi di atas lapangan.

Deretan pertandingan yang tersaji membuktikan bahwa Brasil adalah Piala Dunia paling kejam bagi tim Eropa. Ketika tim-tim benua biru tampil, kita tidak bisa menyaksikan aksi-aksi spektakuler para bintangnya seperti mereka bertarung di Liga Champions yang sarat prestise. Iklim tropis disebut biang penampilan di bawah standar. 

Tengok saja, lebih dari separoh wakil Eropa rontok sebelum putaran II. Tak tanggung-tanggung. Spanyol juara dunia tampil memalukan dan sangat menderita. Italia dan Inggris dengan gemerlap liganya, pulang membawa luka dari grup yang sama. Masih kurang? Cristiano Ronaldo, pemain Ballon d’Or, mewujudkan gelar decima bagi Real Madrid, ternyata tak berdaya bersama Portugal. Mega bintang hanya membuat sebiji gol, kalah bersaing dengan rival, Jerman dan Amerika Serikat.

Harapan terbesar UEFA kini bertumpu pada Belanda, Perancis, dan Jerman. Tim semacam Belgia, Yunani, dan Swiss, mungin belum bisa diharap terlalu banyak untuk sampai ke pertandingan final. Untungnya mereka belum saling dihadapkan pada babak kedua. Artinya berefek ganda, bisa saja tak ada satu pun Eropa yang lolos perempat final. Namun terbuka pula kans untuk seluruh harapan Eropa melaju sejauh mungkin.

Kandidat paling kuat Belanda, menunjukkan kualitas luar biasa, melewati grup maut dengan nilai sempurna, tiga kemenangan. Mempermalukan juara bertahan, Spanyol 5-1, yang menjadikan pertandingan tersebut paling dibicarakan sejauh ini. Jika sepak bola seperti tinju, Belanda sudah juara dunia berkali-kali.Di babak knock out, Belanda akan diuji oleh Meksiko, tim yang berpotensi merusak pesta Van Persie dkk. Jika lolos, berjumpa oleh pemenang laga Belgia versus AS. Peluang Belanda untuk ke semifinal cukup besar, sepanjang bisa menjaga konsistensi.

Perancis ditantang satu-dari dua wakil Arika yang bertahan, Nigeria. Hugo Lloris dn kompatriotnya. mesti waspada pada sengatan Elang Hijau. Bosnia-Herzegovina yang digadang-gadang sebagai kekuatan baru ternyata takluk dari kaki-kaki lincah Emenike cs. 

Semestinya, Perancis bisa lolos, dan kemudian kemungkinan bertemu Jerman, yang diprediksi bisa mengatasi Aljazair. Jerman-Perancis sudah lama tidak bertemu di ajang besar. Tentu sangat menarik menanti duel yang mengingatkan rivalitas ketat di era 80-an.

****

Naga-naganya, siklus Piala Dunia semakin jelas mengarah ke tim Amerika Selatan. Kali ini bukan hanya Brasil dan Argentina yang favorit. Kolombia, Chili, dan Uruguay pun bisa menjadi kekuatan utama untuk meraih piala. Mereka sepertinya paham benar bagaimana unjuk kekuatan di benua sendiri. Praktis hanya Ekuador yang tereliminasi di putaran grup.

Namun sayang, jalur persaingan menempatkan empat tim tersebut berada di tabel yang sama. Hanya Argentina di jalur berlainan menuju Maracana. Artinya, dua dari delapan pertandingan perdelapan final melibatkan mereka bentrok sedari awal, Brasil ditantang Chile, dan Kolombia melawan Uruguay. Pemenangnya kembali berhadapan untuk satu tempat semifinal.

Pesta sepak bola dunia ini menyisakan 16 pertandingan hingga partai final di Rio, 12 Juli nanti.

Salam pildun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun