Mohon tunggu...
koko wijanarko
koko wijanarko Mohon Tunggu... -

"Mas Koko" Wijanarko Crystal X Marketer Agent & Consultant

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa itu Keputihan ?

14 Maret 2012   05:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:04 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan yang satu ini tidak akan pernah ada habisnya. Terbuka ataupun bisik-bisik (mungkin disertai rasa malu), pembahasan seputar vagina menarik untuk diulang-ulang dimanapun, kapanpun dan profesi apapun.

Tinggal didaerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem di daerah vagina terganggua sehingga menimbulkan bau tak sedap sarta infeksi. Untuk itulah kita perlu menjaga keseimbangan ekosistem pada daerah vagina.

Ekosistem ini dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu esterogen dan laktobasilus (bakteri baik). Jika keseimbangan ini terganggu, bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri pathogen akan tumbuh sehingga tubuh akan rentan terhadap infeksi.

Sebenarnya di dalam vagina terdapat bakteri, 95%-nya adalah bakteri yang baik sedang sisanya adalah bakteri pathogen. Agar ekosistem seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman (pH balance) pada kisaran 3,8-4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen akan mati.

Banyak faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem vagina, antara lain  kontrasepsi oral, diabetes melitus, pemakaian antibiotik, darah haid, cairan mani, penyemprotan cairan kedalam vagina (dounching) dan gangguan hormon (puberitas, menopause atau kehamilan).

Dalam keadaan normal vagina memiliki bau yang khas. Tetapi jika memiliki infeksi atau keputihan tidak normal dapat manaimbulkan bau yang mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat dan amis yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau kuman penyakit lainnya. Jika infeksi terjadi pada vagina ini dibiarkan, bisa masuk ke dalam rahim. Keluhan yang sering terjadi adalah vaginitis atau sering disebut dengan keputihan.

Apa itu keputihan (vaginitis)?

Keputihan adalah suatu peradangan pada vagina yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau perubahan flora bakteri yang secara normal ada dalam vagina. Salah satu gajalanya dalah keluarnya cairan dari vagina diikuti rasa gatal, iritasi bagian bawah, bau/aroma yang tidak sedap, bahkan bisa terjadi pendarahan pada vagina.

Jenis-jenis keputihan (vaginitis)



  • Tricomonaisis; disebabkan parasit protozoa bersel satu trichomonaisis viginalis yang menimbulkan cairan berbau, banyak, berwarna kuning kehijauan dan kadang berbusa, sangat gatal dan terasa perih. Bakteri ini bisa menular melalui hubungan seksual dengan pasangan anda. Jika ciri-ciri di atas sebagian besar ada pada anda maka dapat dipastikan anda terkena parasit ini.


  • Bacterial Vaginosis; disebabkan oleh bakteri Gerdnerella Vaginalis yang tidak seimbang hidup pada vagina. Beberapa penyebab timbulnya penyakit ini disebabkan penyemprotan cairan kedalam vagina (dounching) atau sering gonta ganti pasangan seks.


  • Candidosis; sering disebut jamuran atau infeksi jamur pada vagina adalah infeksi jamur (mikosis) dari salah satu spesies candida (seperti pembentuk ragi). Biasanya menyerang pada orang yang memiliki sistem imun rendah dan ketidak seimbangan hormon pada tubuh yang memicu naiknya gula darah. Gula darah akan membuat candida akan berkembang sangat pesat, sehingga  akan terjadi jamur. Jamur ini juga bisa kita temukan pada lidah dimana lidah mengalami penjamuran berwarna putih pada kulitnya.

Tips untuk merawat vagina


  • Gunakan celana dalam berbahan katun
  • Gunakan air bersih untuk membersihkan vagina
  • Hindari penggunaan vagina douch/cairan pembersih karena bisa mengubah pH pada vagina
  • Bilas area vagina dari depan ke belakang ketika cebok agar terhindar dari kontaminasi kuman di anus
  • Mengganti pembalut sesering mungkin saat haid
  • Hindari pemakaian celana dalam yang ketat
  • Hindari pemakaian parfum atau sabun yang mengandung parfum/pengharum (termasuk deodorant) agar tidak terjadi infeksi
  • Gunakan anduk khusus untuk membersihkan/mengelap vagina
  • Biasakan cuci terlebih dahulu tangan sebelum menyentuh vagina
  • Pastikan celana dalam anda bersih
  • Konsumsi vitamin C 500 mg 2 x sehari untuk meningkatkan asiditas sekresi vagina
  • Gunakan Crystal X karena saat ini masih menjadi solusi terbaik mengatasi berbagai masalah pada vagina


sumber : http://www.crystalhawa.com/apa-itu-keputihan-vaginitis/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun