Mohon tunggu...
Cryptoholix
Cryptoholix Mohon Tunggu... -

Mari Belajar Cryptocurrency, Bitcoin, Altcoins, and ICO!

Selanjutnya

Tutup

Money

"Cryptocurrency and Open Source (1)"

15 November 2017   15:36 Diperbarui: 15 November 2017   15:45 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Beberapa cryptocurrency dikembangkan secara open source, sementara sebagian lagi tidak. Bitcoin sebagai cryptocurrency pertama di dunia dikembangkan secara open source. Tulisan kali ini akan menjelaskan tentang apa itu konsep open source. Dan pada kesempatan lainnya saya akan membahas open source secara lebih mendalam lagi. Sebagai seorang penggiat di bidang teknologi informasi, terlebih dulu saya hendak memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para pencetus ide open source ini. Karena open source adalah suatu gagasan yang sungguh luar biasa yang dapat membuat dunia ini menjadi lebih baik.

Untuk menjelaskan tentang konsep open source saya akan menganalogikannya dengan toko roti jaman now dan toko roti jaman dulu. Pada umumnya toko-toko roti modern saat ini mengusung konsep open kitchen. Dimana siapa saja bisa melihat proses pembuatan rotinya. Berbeda dengan toko-toko roti sewaktu saya masih kecil dulu. Saat itu saya hanya bisa membeli roti di toko roti. Saya tidak bisa melihat cara pembuatan rotinya yang entah dilakukan di mana.

Cryptocurrency yang dikembangkan secara open source memungkinkan siapa saja melihat teknologi di balik pembuatannya. Dan tidak hanya sekedar untuk dilihat atau diketahui saja. Konsep open source juga memperbolehkan suatu teknologi ditiru dan dikembangkan lagi. Sehingga tidaklah mengherankan apabila di penghujung tahun 2017 ini jumlah cryptocurrency yang dikembangkan telah mencapai lebih dari 1200 jenis. Ini dikarenakan siapa saja bisa meniru dan melakukan pengembangan dari teknologi Bitcoin atau teknologi cryptocurrency lainnya yang terbuka.

Berbicara tentang open source, banyak yang bertanya tentang manakah yang lebih baik, teknologi yang dikembangkan secara terbuka (open source) atau tertutup (biasa disebut proprietary dimana pihak lain tidak bisa melihat proses di balik layar). Sebagai pengagum open source sudah pasti saya akan menjawab bahwa open source yang lebih baik. Dan untuk menjelaskan alasannya saya akan kembali ke analogi toko roti.

Kita tidak bisa membandingkan mana yang lebih enak. Karena soal rasa itu bersifat relatif dan tergantung selera seseorang. Mari kita berbicara dari segi kebersihannya. Saya berani menjamin 100% bahwa proses pembuatan roti di toko roti modern pasti terjaga kebersihannya. Apa jadinya apabila dengan dapur yang terlihat oleh para pembeli, ternyata ada sampah dimana-mana, lalat beterbangan, tikus dan kecoa berlarian, para pembuat roti yang batuk dan bersin seenaknya tanpa mengenakan masker atau sarung tangan dalam membuat roti. Apakah ada yang masih berminat untuk membeli roti dari toko roti sejorok itu?

Sedangkan pada toko roti tradisional kita tidak bisa mengetahui kondisi kebersihan dapurnya. Mungkin saja jauh lebih higienis dibandingkan dengan toko roti modern. Tapi bisa juga sebaliknya. Itu adalah salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh open source.

Oleh:

Felix Lukman

Founder Cryptoholix.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun