Mohon tunggu...
M Darmawan
M Darmawan Mohon Tunggu... Bankir - cuma belajar nulis

Please keep peace in Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik dan Iman

8 November 2018   07:35 Diperbarui: 8 November 2018   07:56 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilihan politik bisa berubah, pilihan iman pun bisa berubah, tapi kita tahu dimana diantara keduanya yang berubah perlu perenungan dan waktu yang panjang  dalam diri kita

Pada saat kita menyatukan pilihan iman dan politik, maka salah satunya akan terkunci dan karena yang perlu perenungan dan waktu yang panjang adalah pilihan iman maka pilihan politik kita yang terkunci

Kenapa saya memisahkan pilihan iman dan politik (agama masuk dalam politik) karena saya tidak mau pilihan politik saya terkunci cukup pilihan iman saya

Dan bagi yang menyatukan pilihan politok dengan pilihan iman, terus kalau ternyata setelah ditimang2 pilihan politiknya ternyata harus berubah apakah berarti menghianati pilihan iman ?

Dulu yang "seiman" tapi beda pilihan politik sering disebut munafik dan bagi yang menyatukan pilihan iman dan politik  kalau berubah pilihan politik maka pilihannya adalah golput atau ikutan menjadi munafik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun