Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis buku Wajah Kota, Wajah Kita (kumpulan artikel koran) dan Dari Soeharto hingga Raisa (kumpulan artikel Kompasiana)

sekedar omong-omong sambil belajar merenungi hidup

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Setelah Menonton Petualangan Sherina 2

16 Oktober 2023   13:58 Diperbarui: 16 Oktober 2023   14:12 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin memang ada adegan Sindai yang mencoba untuk mengkomunikasikan dengan anggota tim lain, yang tidak dihiraukan karena komunikasi yang tidak jelas, tapi bukankah Sherina dapat menangkap itu dan mengambil langkah yang strategis? Tapi ternyata hal ini tidak dilakukan Sherina dan malah melakukan hal yang sebenarnya dengan mudah ditebak tidak akan dapat dimenangkan. 

Memang seluruh adegan film ini sesungguhnya tidak akan terjadi kalau Sherina memilih langkah yang strategis bukan emosional seperti disampaikan oleh Saddam. Jangan-jangan memang alur cerita ini memang disengaja dengan asumsi bahwa perempuan lebih sering bertindak emosional dibanding rasional? 

Adegan lain yang terasa mengganjal karena seolah terlalu banyak kebetulan diantaranya bagaimana di Pulau Kalimantan yang begitu luas itu mereka begitu mudah bertemu di jalanan dengan pencuri. Bagaimana di alur sungai yang panjang itu mereka begitu mudah mendapati perahu para pencuri ditambatkan? Bagaimana dengan selisih waktu yang cukup lama (karena harus berdebat dan mencari perahu yang dapat digunakan) mereka bisa mengejar perahu para pencuri, yang ketika hampir terjangkau (yang mungkin musykil juga diraih karena kekuatan para pencuri dan perahu yang bergoyang), akhirnya gagal dan kembali tertinggal karena kebetulan bahan bakarnya habis? Bagaimana, bagaimana dan mengapa? Begitu banyak pertanyaan yang muncul yang sesungguhnya menganggu dalam benak.  

Lalu saya menyadari, mungkin memang ini diniatkan bukan sebagai film petualangan, namun film musikal yang bertema petualangan dengan bumbu-bumbu kenangan yang nostalgik. 

Kalau itu tujuannya, maka film ini dapat dibilang sangat berhasil. Kita dengan mudah mendengarkan lagu-lagu tema film ini diputar di stasiun radio hingga saat ini, bahkan anak-anak saya yang beranjak remaja tak berhenti membicarakan adegan Sherina dan Saddam di sebuah gudang diiringi lagu yang bertema kalau gak salah harapan akan masa depan dengan gambaran bintang-bintang di latar belakang. 

Salah satu anak saya malah sudah merequest agar ada kelanjutannya lagi. "Masak mereka gak jelas menikah atau gak," katanya. Ya demikianlah yang tersisa setelah kami menonton PS2, dari 5 orang hanya 2 orang yang menilai film ini kurang menarik, yaitu saya dan anak cowok, sementara 3 lainnya menilai film ini menarik. Btw salut buat semua produser dan kru film yang tentu sudah bekerja keras untuk membuat film ini terselesaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun