Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Refreshing di Lapangan Denggung Sleman

22 Maret 2015   05:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_374291" align="aligncenter" width="300" caption="parkir mobil yang luas dan nyaman"]

14269746351112646960
14269746351112646960
[/caption]

Pada malam hari, lokasi ini juga menjadi arena berjualan bagi berragam penjual makanan dan minuman, seperti bakso, nasi goreng dan wedang ronde maupun bajigur. Juga mulai muncul permainan kereta berlampu yang sudah lebih dulu muncul di Alun-alun Selatan Yogyakarta yang kemudian menyebar di berbagai kota.

Di luar itu, lokasi ini juga sudah dilengkapi dengan CCTV dan wifi yang disediakan oleh Pemda Sleman. Keberadaan CCTV diperlukan, karena lokasi ini cukup gelap di beberapa bagian pada malam hari, sehingga dikhawatirkan menjadi arena berbuat yang tidak pantas. Fasilitas wifi dipasang untuk lebih menarik para pelajar, mahasiswa maupun mereka yang memiliki akses internet untuk singgah di sini. Sungguh lokasi yang cukup nyaman dan lengkap untuk berrefreshing, belajar maupun mengerjakan tugas sehari-hari.

Namun demikian, ada beberapa  catatan yang perlu diberikan pada wahana mainan di lapangan Denggung ini, yaitu:

Pertama, penataan lokasi pedagang yang terkesan masih semrawut dan tidak rapi. Hal ini wajar karena lokasi permainan ini sebenarnya tumbuh bukan karena desain Pemerintah Daerah, namun karena inisiatif warga, sehingga penataan juga dilakukan sendiri oleh para pedagang tanpa adanya arahan maupun koordinasi dari Pemda. Tak heran, dasar pemilihan lokasi sepertinya karena kebiasaan dan siapa cepat dapat, yang seringkali menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengunjung dan pembeli untuk bertransaksi.

Kedua, arena permainan bergerak seperti motor-motoran, mobil-mobilan, sepeda rebah, becak-becakan yang mulai menyempit karena tergusur oleh parkir motor maupun pedagang. Belum lagi lalu lalang permainan yang bercampur yang membahayakan bagi anak karena masih belum stabilnya anak dalam mengendalikan permainan. Hal ini memerlukan penataan, sehingga keselamatan anak sebagai pengguna mainin dapat terjamin.

Ketiga, kurangnya tempat sampah, sehingga pengunjung sulit untuk membuang sampah pada tempatnya. Akibatnya, seringkali pengunjung yang peduli kebersihan terpaksa menitipkan pada pedagang penjual, sampah-sampah yang dihasilkan dari permainan maupun makanan dan minuman yang dibeli, seperti plastik pembungkus mainin, gelas plastik, kertas-kertas pembungkus dan sebagainya. Di luar itu, banyak pengunjung yang akhirnya membuang sampah seenaknya, yang tentunya menyebabkan tambahan pekerjaan bagi pengelola.

Keempat, kurang terjaminnya kebersihan toilet. Sebagai wilayah dengan pengunjung yang cukup banyak, keberadaan toilet merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan, apalagi dengan mayoritas pengunjung anak-anak yang tentunya memerlukan penanganan cepat pada kondisi 'darurat'.

Di luar kekurangan yang masih ada, lokasi permainan ini cukup direkomendasikan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, Apalagi dengan naungan pepohonan yang rindang menjadikan cukup nyaman bagi para orang tua untuk menunggui anaknya bermain. Sebagai gambaran, lokasi taman bermain ini berada di Lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta, yang berlokasi di tepi jalan Magelang km 9, dekat dengan kompleks pemerintahan Kabupaten Sleman. Semoga keberadaan wahana bermain tersebut dapat semakin berkembang dan dikelola dengan baik untuk mengimbangi maraknya permainan online maupun indoor seiring dengan tumbuhnya mall-mall yang seperti jamur di musim penghujan di Yogyakarta yang terasa makin sempit ini. Dan semoga arena ini akan tetap menjaga anak untuk aktif bergerak, mengenal alam dan bersosialisasi dengan baik. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun