Pada masa awal pemerintahannya, Soeharto adalah sosok yang dekat dengan rakyat, dalam arti kedekatan yang alami tidak dibuat-buat dengan bermacam protokoler. Kita dapat menyimaknya dalam berbagai cerita, misalnya di sini, ketika Soeharto rajin melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengetahui kondisi masyarakat. Dalam kunjungan tersebut, biasanya Soeharto melakukan dengan menyamar, hanya ditemani oleh ajudan (salah satunya Pak Try Sutrisno yang kelak mendampingi sebagai wakil presiden era 1993 - 1998). Alhasil dari kunjungan tersebut, banyak masukan yang terserap secara murni. Foto-foto yang dihasilkanpun menjadi terasa ekslusif, terutama bagi mereka yang tumbuh pada era 80an dan 90an, ketika kekuasaan Soeharto menjadi sangat menggurita dan menakutkan.
Dapat dilihat misalnya dalam foto tersebut, ada acara makan bersama antara Presiden dengan anggota rombongan. Salah satu anggota terlihat mengangkat salah satu kakinya dan lainnya juga bersikap dengan santai, sesuatu yang mungkin mustahil terjadi beberapa tahun berikutnya.
Makan bersama rombongan, sumber: http://www.lihat.co.id/2013/03/5-kisah-menarik-seputar-blusukan-ala.html
Ada juga kespontanan yang muncul dari rakyat, misalnya minta tandatangan di punggung seseorang sebagai pengganti meja, sebagaimana gambar berikut:
Kemudian, ada juga keakraban antara Presiden dan ajudan yang membantu meloncati parit dengan menggunakan tongkat yang dibawa:
Juga ada gambaran kesederhanaan Soeharto sebagai anak desa yang akrab dengan rumah dan makanan perdesaan:
Kisah-kisah semacam itu mungkin semakin sulit ditemui dengan berjalannya waktu, ketika entah mengapa mungkin naluri kekuasaan semakin kuat dan menenggelamkan karakteristik asli yang sangat manusiawi itu. Mereka yang tumbuh pada akhir era 90an, akhirnya mungkin hanya ingat dengan keakraban presiden yang sangat seremonial, lengkap dengan isu-isu mengenai perilaku keluarga dan kroni-kroni presiden yang menjerat di segenap penjuru negeri.
Apa yang terjadi pada Soeharto awal kekuasaan itu dapat dibandingkan dengan persepsi kebanyakan rakyat mengenai Presiden Jokowi, setidaknya sebelum ybs dilantik menjadi presiden. Gambaran presiden yang ramah, merakyat, dekat dengan wong cilik, berpihak pada kepentingan orang banyak, memang sangat ampuh dan membius, sehingga kebanyakan rakyat terpesona dan menentukan pilihan atasnya. Saya tidak akan berbicara mengenai pencitraan atau tidak, karena hal ini pasti akan berujung pada debat berkepanjangan. Namun saya akan terfokus pada apa yang dilakukan oleh kedua presiden itu pada awal pemerintahannya, khususnya dalam upaya menyejahterakan rakyat dari sisi ekonomi.