Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Syair-syair Transportasi dalam Lagu Iwan Fals

6 Januari 2015   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:42 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14205154581618971393

[caption id="attachment_363383" align="alignnone" width="604" caption="Iwan Fals waktu masih liar :)  Sumber: http://assakolay.blogspot.com/2013/07/kumpulan-gambar-iwan-fals.html"][/caption]

Iwan Fals adalah salah satu penyanyi Indonesia yang memiliki kemampuan membuat syair yang hebat dan lagu yang melodius. Menariknya, syair-syair yang hebat tersebut menurut saya kebanyakan justru ditulisnya sebelum era 90an, atau justru sebelum berkolaborasi dengan seniman dan sastrawan lain, seperti Rendra dan Sawung Jabo. Saya masih ingat betapa kecewanya saya menyimak lagu-lagu Iwan Fals tahun 1991, pas jaman mau lulusan SMA, mengapa lagunya jadi seperti orang bercerita, tidak ada melodinya yang nyaman untuk disimak. Yang bikin aneh lagi, syairnya jadi gelap dan berat, mungkin karena pengaruh sastrawan dan seniman-seniman lain di sekitarnya. Namun sayangnya, syair-syair tersebut ditulis dengan kualitas ngambang, antara puisi gelap dan cerita yang realis, akhirnya jatuh menjadi syair yang tanggung dan lucu, misalnya dapat disimak dalam lagu berikut: Mereka Ada di Jalan, yang syairnya campur aduk antara realitas orang bermain bola dan metafora yang bertebaran di beberapa kata. Syair-syair tanggung tersebut sungguh sulit untuk dinikmati sepenuh hati, karena syair-syair metafora yang masuk dalam realitas itu terasa tidak pas.

Tapi saya tidak akan mengulas panjang lebar kekecewaan saya pada syair dan lagu Iwan Fals tersebut, karena saya justru tertarik pada syair-syair dan lagu melodius yang digubahnya sebelum era 90an. Banyak syair-syair lagu yang digubahnya kalau dicermati, mengandung unsur transportasi, dengan berbagai latar tema seperti cinta dan kemanusiaan. Syair tersebut misalnya dapat kita simak pada lagu Kereta Tiba Pukul Berapa, yang bercerita tentang seorang lelaki yang terburu-buru menjemput kekasihnya, sampai ditangkap polisi dan lolos berkat negoisasi, namun ternyata sampai di stasiun keretanya belum sampai karena terlambat. Lagu ini sangat kaya dengan nuansa, dari cinta hingga kritik sosial pada polisi, sebuah lagu cinta yang unik memang.

Lagu lain misalnya dapat dilihat pada Perempuan Malam, yang bercerita tentang dunia remang-remang namun disampaikan dengan manusiawi sekali, juga seksi. Salah satu syair lagu tersebut adalah sebagai berikut:

Perempuan malam mandi di kali//Buih-buih busa shampo ketengan//Di atas kepala lewat kereta//Yang berjalan lamban nakal menggoda
Disambut tawa renyah memecah langit//Dengus kereta semakin genit
Semua noda coba dibersihkan//Namun masih saja terlihat kotor//Karena kereta kirimkan debu//Yang datang tak mampu ia tepiskan
Perempuan malam kenakan handuknya//Setelah usap seluruh tubuhnya//


Dapat disimak bagaimana kereta dapat menjadi latar dari sebuah syair lagu yang indah dan  musik yang melodius. Syair transportasi lain dapat dilihat misalnya dalam lagu Pesawat Tempurku, yang dengan kocak memuja gadis pujaannya serupa pesawat tempur yang dia berharap mau "mendarat di sanubariku". Aduuh, siapa yang klepek-klepek ya dirayu pake lagu kayak gitu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun