Mungkin karena hari ini hari Jum'at maka saya sedang suka memakai bahasa Arab. Sayangnya bahasa Arab yang saya gunakan dalam dua kali tulisan hari ini (sebelumnya yang ini) berarti tidak baik, yaitu berburuk sangka. Tulisan kedua yang memuat judul suudzon ini terkait dengan tulisan saya yang menyorot tentang kejadian yang menimpa penumpang Lion Air yang tengah menjadi berita hangat dan juga menjadi beberapa tulisan di Kompasiana. Tulisan saya berjudul Mengapa Mereka Tetap Terbang dengan Lion Air? yang tayang pada pukul 10.31. Saya mencermati ada 2 Trending Articles dan 1 Head line terkait topik yang sama pada saat tulisan saya dimuat. Tulisan saya, seperti biasa (hehehe) hanya sampai di Highlight menjelang Jumatan tadi sekitar jam 11. Namun ada yang aneh pada tampilan nama penulis pada Highlight tersebut, sebagaiamana tampilan berikut:
Dalam tulisan tersebut, tertulis penulis adalah Juli Dwi Susanti, namun ketika diklik untuk memunculkan tulisan penuh, yang muncul tetap nama saya, sebagaimana tampilan berikut:
Dengan memohon maaf kepada Bu Juli Dwi Susanti, saya mengintip halaman tulisannya, yang muncul dalam list ternyata adalah tulisan berikut:
Dalam list tulisan beliau tidak terdapat tulisan sebagaimana tercantum dalam list Highlight tersebut yang memang adalah tulisan saya, walaupun tulisan teratas adalah mengenai Lion Air juga dengan judul yang cukup provokatif menurut saya.
Rupanya Admin Kompasiana memahami keheranan saya, sehingga beberapa menit kemudian tampilan Hilghlight kembali ke nama saya. Mungkin kejadian nama yang berubah tersebut terjadi tidak terlalu lama, sekitar 30 menit, namun tetap membuat saya terheran-heran, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Sepengetahuan saya yang agak gaptek ini, sistem informasi dalam web semacam Kompasiana tentulah sudah mengatur secara otomoatis setiap lalu lintas data yang datang dan pergi. Pencermatan secara manual sepertinya juga masih dilakukan karena menyangkut kualitas isi tulisan yang tidak bisa dideteksi dengan mesin. Dengan prasangka tersebut, saya menduga-duga apa yang menyebabkan nama saya bisa diganti nama orang lain pada tulisan tersebut.
Saya memiliki dugaan mungkin saya tidak disukai admin karena dalam beberapa tulisan saya cenderung skeptis dan meragukan kemampuan Presiden Jokowi untuk memimpin negeri ini. hal ini terkait kapasitas, road map dan cara pandang yang saya nilai terlalu teknis. Secara terus terang saya sampaikan bahwa saya memang bukan pemilih Jokowi, walaupun ketika sudah dilantik, saya mensupport dengan kritis. Sangat mungkin hal ini tidak sesuai dengan garis besar kebijakan admin Kompasiana. Saya memaklumi itu dan siap menerima resikonya. Dari lebih dari 40 tulisan yang saya sampaikan sejak bergabung awal Desember 2014, saya baru menikmati 1 HL (tentang Akik, yang itu sendiri tidak pernah saya lihat karena keburu diganti yang lain), 2 TA dan beberapa highlight. Kadang saya kurang puas dengan pencapaian itu, karena saat ini sedang semangat2nya menulis dan berharap ada penghargaan yang lebih. Tapi yah mungkin memang masih segitu kemampuan saya.
Tetapi teman, saya ternyata salah sangka, karena ketika saya lihat lagi setelah Sholat Jumat dan sedikit rapat soal kerjaan, pada sekitar pukul 14.15 ternyata tulisan saya tadi menjadi TA, sebagaimana screenshoot berikut: