Mohon tunggu...
Thomas Crow
Thomas Crow Mohon Tunggu... -

seorang penegak hukum, pembunuh, pernah berkali-kali masuk penjara dan berkali-kali melarikan diri. Hadir di kompasiana untuk membagi pengalaman tentang cara membunuh, melarikan diri dari penjara dan menegakkan hukum dengan cara ku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ditakdirkan Menjadi Penjahat (Pembunuh)

14 Desember 2010   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-X------02.file---------------------------------------------

13 Oktober1993

Aku tidak akan pernah melupakan mata kedua belahan jiwa ku, aku tak pernah melupakan senyuman mereka, aku tak akan pernah melupakan pelukan mereka, mereka selalu membekas dihati ku untuk selamanya, seperti rasa sakit ini yang juga akan selalu ada dihati.

Ini kisah ketika aku masih menikmati hidup ku di Amerika, memiliki keluarga yang aku cintai, Anna istriku dan David anak laki-laki ku. Sesibuk apapun aku aku selalu mencoba meluangkan waktu ku untuk mereka, walaupun waktu itu hampir tidak pernah ada.

Hidup dengan repotasi sebagai Jaksa terkadang membuat aku banyak menghabiskan waktu ku dikantor, semakin banyak masalah yang terjadi di dunia ini semakin banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, tapi itulah resiko sebuah pekerjaan, hal itu selalu ada.#

13 Desember 1993

Aku hanya bisa duduk diam dengan wajah prustasi, menatap kearah tembok bangunan yang gelap dan kosong. Bau busuk tempat itu sudah membuat aku terbiasa, begitu juga dengan rasa sakit disekujur tubuhku, aku sudah sangat terbiasa.

Sebulan itu terasa cepat berlalu, lalu sebulan seterusnya terasa lambat hingga bertahun-tahun nanti, semua terasa lama. Mungkin karena dipenjara memang tak ada hal yang menyenangkan seperti sebuah kebebasan-ya, sebuah kebebasa.

Penjara terasa dingin dimalam hari, tapi aku terus mencoba untuk bisa tidur, menatapi dinding-dinding penjara hingga aku baru menyadari beberapa hal, aku menemukan sebuah titik terang didinding-dinding itu, aku menemukan sebuah catatan seseorang, sepertinya itu tahanan sebelumnya yang menempati tempat itu, aku mulai mengumpulkan tisu-tisu ketika aku ketoilet dan mencoba mengakrabkan diri dengan para koki yang setiap hari membagi makanan kepada kami semua-makanan, yah, kurasa itu tidak pantas disebut makanan-demi sebuah pensil yang dimiliki oleh koki tadi.

Aku mulai merancang sesuatu.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apa bila anda tertangkap dan dikurung dipenjara:

1. Perhatikan dengan baik rutinitas yang terjadi: apa yang dilakukan setiap hari, kapan ketepatan waktunya, dan berapa lama hal-hal itu dilakukan, sebab dipenjara pekerjaan yang akan terjadi selalu monoton (hal seperti itu adalah sebuah kelemahan). Sebab ketika sesuatu terjadi diluar kebiasaan maka para Polisi akan langsung merespon dan fokus pada satu hal itu saja-itu lah celah anda.

2. Pastinya sebelum anda melarikan diri anda harus mengenal tempat anda berada, hal ini memang agak sulit tapi mungkin untuk dilakukan, intinya anda harus memiliki teman atau keluarga yang bisa dengan leluasa menjelajahi tempat-tempat yang tidak mungkin anda capai.

3. Jika anda ingin melarikan diri dari penjara, anda harus mempersiapkan sebuah rencana besar-maksut ku bukan hanya rencana pelarian anda sendiri tapi buatlah rencana pelarian masal. Disinilah keputusan besar yang harus anda ambil-jika anda ingin lolos maka anda harus mengorbankan beberapa tahanan lainnya-buat rencana pelarian anda didalam rencana pelarian masal. Jadi rencana didalam rencana.

Beberapa cara yang telah ku paparkan bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan, dan terkadang tidak mungkin anda lakukan-sebab pelarian pertama adalah pelarian yang diselubungi rasa takut.

Tapi beruntunglah aku karena pelarian pertama ku dibantu oleh sahabat baik ku.#

13 November 1993

Tepat tanggal 13 bulan November inilah aku diseret Polisi kepenjara dengan tuduhan pembunuhan terhadap keluarga sendiri-Istriku mati begitu juga dengan anak ku, ada yang membunuh mereka dan menjebak ku.

Malam itu hujan sangat lebat, aku berlari kecil keluar dari mobil ku menuju pintu rumah yang teryata tidak terkunci-tak seperti biasanya Anna tidak mengunci rumah-ketika aku melangkahkan kaki ku melewati pintu sembari memanggil nama Anna, sebuah tusukan menancap di leher kiri ku, itu sebuah jarum suntik, dan setelah itu aku tak bisa melihat apa-apa lagi.

Ketika aku bangun aku hanya bisa mendapati beberapa orang Polisi menodongkan pistolnya kearah ku-Anna dan David tergeletak didepan lemari dapur sedangkan aku terbaring disamping meja makan dengan belati di tangan kanan ku-belati itu berlumuran darah, darah yang masih segar#

-X----------------------------------------------------

Kompasiana, Desember 2010

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun