Mohon tunggu...
Cris Topan
Cris Topan Mohon Tunggu... profesional -

Jujur berkata, tulus dan ikhlas bertindak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda, Paku di Tengah Jalan

20 Juni 2014   04:26 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang meragukan kemampuan Pemuda Indonesia? Sejarah telah mencatat, dalam berbagai hal, seiring perjalanan waktu, sudah tidak terhitung prestasi yang diukirkan oleh Kaum Muda Indonesia bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengenangnya, mari kita pejamkan mata barang sejenak, kita ingat kembali perjuangan Tan Malaka, Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Syahrir di masa perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Mereka adalah Kaum Muda yang konsisten dengan perjuangannya untuk melepaskan belenggu penjajahan dari kehidupan saudara sebangsanya, para pendahulu kita.

Lalu kemudian, Pak B.J. Habibie, Dahlan Iskan, Jusuf Kalla, Anies Baswedan, Joko Widodo, dan Ibu Risma. Mereka adalah sosok pemimpin yang berhasil mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan upaya yang didasari oleh niat kuat serta integritas diri yang kokoh. Tentu hal tersebut tidak serta merta terjadi, proses hidup di masa muda yang keras, telah menempa diri mereka sehingga mampu menjadi manusia dengan jiwa sosial tinggi, memiliki segudang prestasi nyata, namun tetap rendah hati.

Bagai mana dengan nama-nama berikut, apakah cukup anda kenal, Ahmad Anggoro, Bong Chandra, Aulia Halimatussadiah, Merry Riana, dan Reza Nurhilman. Mereka adalah pemuda masa kini yang berhasil menjadikan pengetahuan, peluang dan kesempatan yang mereka miliki, untuk hidup sukses di masa kemerdekaan yang penuh persaingan dan tantangan, seperti sekarang ini. (http://jdacommunity.com/5-sosok-pengusaha-muda-indonesia-di-bawah-30-tahun/). Mereka berhasil menjadi manusia yang menginspirasi, menjadikan kemerdekaan hidupnya bermanfaat, tidak hanya untuk diri dan keluarganya saja, tapi juga untuk orang banyak.

Lalu, dengan pencapaian dan manfaat hidup orang-orang hebat, seperti yang telah disampaikan tadi, apakah kemudian kawan muda termotivasi untuk ikut mengambil peran positif dan memberi manfaat baik untuk orang di sekitar kita? Ataukah masih senang berleha-leha, bermanja-manja dengan orang tua, dan hanya terkesima dan tercengang, berdiam diri, cukup dengan sekedar memuja dan membanggakan prestasi orang lain disetiap kesempatan kita berbicara?!

Saya ingin mengingatkan diri saya pribadi dan anda, kawan muda, yang berkesempatan membaca tulisan saya ini. Mari kita introspeksi diri, dengan mulai menggambarkan kondisi lingkungan sosial kita secara jujur. Hari ini, pengemis, anak jalanan, geng motor, pelacuran, pencurian dan perampokan, pembunuhan, narkotika dan minuman keras, perkosaan, penistaan ajaran agama, tindak korupsi, kolusi dan nepotisme sebagai bentuk keserakahan yang terlahir dari keringnya keteladanan baik dan sehat, hambarnya kesederhanaan, dan maraknya perilaku hedonis yang dipertontonkan dan kemudian dikonsumsi oleh semua kalangan, berlangsung sedemikian rupa. Seakan menjadi hal yang lumrah dikehidupan masyarakat, disekitar kita.

Kemudian muncul pertanyaan, hal seperti itu kah yang diperjuangkan oleh pendahulu kita? Para pejuang kemerdekaan bangsa, yang telah mengorbankan tarikan nafas, tetesan peluh, air mata dan darah, bahkan keselamatan nyawa diri dan keluarga mereka. Hari ini, pemimpin mana yang berani menjawab? Pemuda mana yang berani mengangkat dagu, menyombongkan diri dan kelompoknya, untuk menjawab pertanyaan ini. Hmm, inikah kemerdekaan itu? inikah aktualisasi PANCASILA itu? inikah hasil perjuangan dan pengorbanan pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia?!??

Saya tidak sedang mendakwa, hanya sekedar mengingatkan diri sendiri dan kawan muda, generasi pengganti Bangsa Indonesia. Geram rasanya melihat segala hal salah yang dibenar-benarkan hanya karena yang membenarkan kebetulan lebih banyak, punya kuasa lebih dan pandai memanfaatkan momentum yang tepat, bukan berarti hal salah bisa langsung menjadi benar. Saya pikir, hal itu tidak terjadi begitu saja. Ada peran orang-orang baik dan benar, peran orang-orang berpengetahuan dan masih bisa dipercaya, tetapi mereka cenderung enggan menyampaikan kebenaran. Apatis, menutup mata, membiarkan keburukan dan kezaliman terjadi di depan mata mereka, bahkan tidak sedikit yang ikut menikmati keuntungan dari keadaan salah yang sedang terjadi.

Hal tersebut diperburuk lagi dengan pembodohan berjamaah yang dilakukan pada kaum terpelajar, generasi muda terdidik yang dilakukan oleh orang-orang berhati busuk. Siapa mereka? Coba kita ingat-ingat, bagai mana sistem pendidikan di negara kita ini, siapa saja yang terlibat dalam membuat regulasi hukum terkait pendidikan, kemudian siapa saja yang mengelola lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, dan yang terpenting, siapa yang bertanggungjawab terhadap hal tersebut. Bisa jadi Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, Rektor, Ketua Sekolah Tinggi, Direktur Perguruan Tinggi, Kepala Sekolah, Guru, dan mungkin Orang Tua kita, yang tidak pandai memilih lembaga pendidikan yang baik untuk anaknya?! Mereka bisa hadir dalam bentuk apa saja, bahkan mungkin tanpa kita sadari, bisa saja diri kita sendiri orangnya.

Seperti paku, peran pemuda hari ini bisa bermanfaat untuk menjaga berdirinya bangunan NKRI agar tetap kokoh, tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain di muka bumi. Asalkan kaum muda Indonesia segera menyadari potensi diri, orang lain dan alam disekitarnya, lalu kemudian memanfaatkannya untuk kebaikan orang banyak, seperti sosok individu yang saya contohkan di awal tadi. Seperti paku di tengah jalan, peran pemuda hari ini bisa saja merusak dan mencelakai pengendara di jalan raya. Bukan hanya satu orang yang akan tersakiti, keluarga orang yang celaka karenanya akan ikut menderita dan merugi.

Oleh karena itu, peran pemuda di lingkungan sosial, tidak hanya penting, tapi sangat dibutuhkan. Agar bangsa Indonesia ini tetap kuat, bangunan NKRI yang telah didirikan oleh pejuang kemerdekaan bangsa, yang berharap banyak, agar setiap insan yang hidup di Negara kita ini dapat merasakan kemerdekaan sejati, tetap terjaga. Agar PANCASILA sebagai Azas Negara, tetap pada kemurniannya dan teraktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam wujud kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun