Mohon tunggu...
S. Cristian Putri
S. Cristian Putri Mohon Tunggu... -

Menjadi cahaya meskipun kecil \r\n@Cristian_Putri

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Penting Semen Indonesia dalam Cita-Cita Konferensi Asia Afrika

23 April 2015   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429779317517249815

Peringatan 60 tahun KAA menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas bangsa-bangsa Asia Afrika dalam menghadapi ketidakadilan dunia. Dunia abad 21 masih menghadapi persoalan yang tidak jauh berbeda dengan abad 20 ketika KAA itu dicetuskan, yakni adanya tata pergaulan hidup yang tidak adil. Penjajahan dalam perspektif ekonomi tetap saja terjadi.

Sehingga, wacana Bung Karno tentang tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan melalui Conferences of the New Emerging Forces (CONEFO) penting dikawal hingga saat ini. Oleh karena itu, menjaga sejarah menjadi hal yang niscaya agar idealism bangsa terjaga. Harapnya, dapat terealisasikan secarai baik di masa kini.

Sejarah mencatat, Conference of The New Emerging Forces (CONEFO) merupakan gagasan Presiden Soekarno untuk membentuk suatu kekuatan blok baru yang beranggotakan negara-negara berkembang untuk menyaingi 2 kekuatan blok sebelumnya (Blok Uni Soviet dan Blok Amerikat Serikat). Untuk keperluan tersebut dibangun suatu kompleks gedung dekat Gelora Senayan yang mendapat bantuan antara lain dari Cina (RRC). Konferensi tersebut belum sempat diselenggarakan dan bangunannya sekarang dipergunakan sebagai Gedung DPR/MPR.

Sebagaimana tertuang dalam sejarah, gedung parlemen yang ada sekarang, dulu dibangun untuk menyongsong perhelatan Conefo, kekuatan negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin dan negara-negara kapitalis yang sealiran, untuk menandingi hegemoni PBB. Terlebih bahwa PBB sebagai wadah bangsa-bangsa, selalu dan melulu dikuasai dua negara adi daya (ketika itu) Amerika Serikat dan Uni Soviet. Bung Karno memandang perlu ada wadah alternatif.

Proyek Conefo dilandaskan pada filosofi tinggi tentang hakikat non-blok yang dicanangkan Bung Karno sejak awal. Indonesia tidak mau menghamba ke Barat, tidak juga menyembah ke Timur. Indonesia sebagai negara besar, dengan penduduk yang besar, dan presiden yang besar diharapkan mampu menyatukan kekuatan negara-negara yang baru merdeka untuk bersatu menjadi satu kekuatan yang harus diperhitungkan.

Mewujudkan idealisme tinggi tersebut, sejarah mengukir, dua tahun dari KAA pertama, kemudian Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1957 meresmikan pabrik Semen Gresik yang merupakan cikal bakal Semen Indonesia. Kehadiran Semen Gresik tidak hanya memompa semangat kebangsaan, tetapi kenyataan bahwa letak Semen Gresik yang sangat strategis cukup membuat Presiden Soekarno bangga. Dia bahkan makin membumikan impian semua orang Indonesia, berdiri di atas kaki sendiri.

Semen Gresik beroperasi yang salah satunya merealisasikan proyek idealis tokoh proklamator Bung Karno dengan membangun Gedung Conefo. Selain itu juga membangun Monumen Nasional (Monas), Jembatan Semanggi, Hotel Indonesia, Masjid Istiqlal, dan lainnya.

Semen Gresik yang kini menjadi Semen Indonesia setelah perjalanan panjang 55 tahun melalui perluasan pabrik dan penggabungan dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, hingga kini, Semen Indonesia menjadi andalan APBN. Semen Indonesia sampai saat ini menjadi andalan tatkala perusahaan-perusahaan semen asing menggempur masuk ke Indonesia. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun