Apabila membaca secara utuh majalah atau koran Obor Rakyat, materinya semuanya tak ada yang salah. Dalam artian, isi dari Obor Rakyat secara keseluruhan adalah Fakta berita. Hanya saja dalam penyajiannya, menggunakan bahasa yang vulgar dan cenderung mirip dengan Mtero TV dan Tempo. Walau demikian, penggunaan bahasa Metro TV dan Tempo lebih keras dari Obor Rakyat.
Pada sisi lain, yang dinilai bermasalah dengan Obor Rakyat, meskipun isinya fakta berita, namun Obor Rakyat menggunakan nama pena dalam nama-nama di keredaksiannya. Sehingga, apabila yang disalahkan dari Obor Rakyat adalah materi beritanya, maka Metro TV dan Tempo jauh lebih bermasalah.
Semisal perihal kebakaran posko PDIP yang digunakan untuk membakar sampah dan merokok orang-orang di posko. Posko PDIP mengalami kebakaran, hingga pihak timses Prabowo kencang disalahkan. Timses Prabowo disalahkan dan difitnah melakukan pembakaran Posko PDIP, hanya dikarenakan berita dari Tempon yang menggunakan judul, "Posko PDIP Dibakar".
Penggunaan kata "Dibakar" mengandung makna kesengajaan atau ada pelaku yang secara sengaja melakukan pembakaran Posko. Padahal, faktanya, posko PDIP bukan dibakar, akan tetapi terbakar karena musibah. Penggunaan kata "Dibakar" dari Tempo berbeda dengan penggunaan judul yang dipakai media lain. Di media lain secara umum menggunakan kata "Terbakar".
Kata "Dibakar" dan "Terbakar" memiliki makna yang dalam kontesks tertentu berbeda. Tempo sebagai media yang berafiliasi secara pemberitaan terhadap Jokowi, dengan penggunaan kata "Dibakar" dalam judul tersebut sehingga menimbulkan trolling informasi dan keresahan di tengah masyarakat, bisa masuk kategori upaya menfitnah pada pihak tertentu.
Berita Tempo tersebut, tentunya berbeda dengan Obor Rakyat yang menjaga dari penggunaaan kata yang bisa menimbulkan fitnah dan adu domba. Hanya saja, Obor Rakyat menyampaikan sisi yang tidak disukai oleh Jokowi karena mengupas Jokowi dimana media yang berafiliasi dengan Jokowi tidak memberitakannya.
Diatas merupakan salah satu contoh bagaimana media dijadikan sarana yang mengarah fitnah dan adu domba di tengah meningkatnya nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
Cermati gambar diatas. Diatas merupakan Tempo dengan judul yang sudah diedit. Meski judulnya telah mengalami editan setelah mendapatkan kritikan dari banyak pihak, namun URL tetap tidak bisa diedit. Bedakan judul dan Url-nya. Dalam kata "Terbakar" dan "Dibakar"
Diatas juga menandakan, Tempo ingin lari dari tanggungjawab akan trolling berita yang dilakukan. Wah, wah, wah....
Dibawah Ini Berita Penting:
- Ini Bukti Nasi Bungkus Jokowi
- Media Online Ini Melakukan Black Campaign Pada Prabowo
-Â Ini Alasan UU Berbau Islam Selalu Ditolak PDIP
-Â Kebohongan Jokowi Dimata Para Tokoh
-Â Jokowi Perintahkan Anak Buahnya Melakukan Black Campaign
-Â Indonesia Dipimpin Presiden Plagiator Jokowi
-Â Tinggalkan Janji di DKI Jakarta, Jokowi Nyapres
-Â Versi KPK: Hebat, PDIP Terkorup Pasca Reformasi
-Â Jokowi Blusukan di Metropolitan, Prabowo Hidup Tahunan di Hutan
-Â Ini Fakta-Fakta Jokowi Menghina Prabowo
-Â Anies Baswedan Tak Mengaku Mengeritik Jokowi, Karena Dijamin Menteri
- Mengintip Strategi Propaganda Capres Jokowi
- Prabowo Dibully Istilah Bocor
- Ini Alasan Jokowi Memilih Pemimpin Non Muslim untuk Penduduk Mayoritas Muslim
- Sesama Tim Inti Jokowi Saling Perang Berdarah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H