Perkembangan teknologi informasi yang pesat tidak dapat dihindari lagi saat ini. Di masa ini, hampir seluruh lini hidup kita bergantung dengan perangkat-perangkat teknologi informasi untuk kita dapat berkomunikasi satu sama lain. Apalagi dengan adanya pandemi COVID-19, di saat kita semua hanya bisa melakukan aktivitas di dalam rumah dan tidak boleh berinteraksi secara langsung secara tatap muka, teknologi informasi menjadi hal yang sangat membantu. Nugroho dkk (2021) menyatakan bahwa aplikasi kerja jarak jauh, pendidikan dan konferensi video naik melebihi 200%. Ini jauh lebih banyak dari penggunaan internet sebelum pandemi.
Pengertian Data, Data Pribadi, dan Keamanan Informasi
Dengan semakin bergantungnya kita terhadap perangkat teknologi informasi saat ini, data pribadi menjadi hal yang krusial untuk dapat dijaga keamanannya. Menurut Makbul (2021), data dapat berarti suatu fakta yang bisa digambarkan dengan kode, simbol, angka dan lain-lain. Selain itu, definisi dari data pribadi menurut Djafar (2020) jika mengacu pada EU GDPR adalah:Â
"Setiap informasi terkait seseorang ('subjek data') yang dapat mengenali atau dapat dikenali; mengenali secara langsung atau tidak lansung seseorang tersebut, terutama dengan merujuk pada sebuah tanda pengenal seperti nama, nomor identitas, data lokasi, data pengenal daring atau pada satu faktor atau lebih tentang identitas fisik, psikologis, genetik, mental, ekonomi, atau sosial orang tersebut".Â
Sementara itu, Apriandi & Sasongko (2018) menyatakan bahwa Keamanan Informasi adalah mengamankan suatu aset yang berharga bagi kelangsungan hidup organisasi baik pemerintah maupun nonpemerintah. Aset tersebut adalah sebuah informasi.
Alasan Pentingnya Keamanan Data & Informasi
Salah satu alasan yang mendasari mengapa keamanan data & informasi pribadi menjadi penting di era digital ini adalah adanya keamanan terhadap data & informasi pribadi mampu memberikan kepercayaan terhadap masyarakat untuk dapat menggunakan layanan teknologi informasi yang ditawarkan oleh penyedia layanan jasa teknologi informasi.Â
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati & Yuliana (2018) yang berjudul "PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, PERSEPSI KEMUDAHAN, DAN PERSEPSI KEAMANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN E-WALLET PADA MAHASISWA STIE BANK BPD JATENG" didapat kesimpulan bahwa persepsi keamanan memberikan pengaruh yang paling dominan dalam keputusan penggunaan e-wallet. E-wallet didalam penelitian tersebut itu sendiri adalah contoh nyata dari layanan jasa teknologi informasi.
Selain itu, seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet Indonesia tiap tahunnya, keamanan data & informasi pribadi menjadi penting karena aktivitas keseharian kita saat ini sangat bergantung pada perangkat-perangkat dari teknologi informasi yang saling berkomunikasi satu sama lain menghasilkan jutaan data dari tiap pengguna yang menggunakannya. Seperti yang tergambarkan pada gambar 2, dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia secara konsisten meningkat tiap tahunnya.
Pihak-Pihak Dalam Keamanan Informasi
Keamanan data & informasi pribadi merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan oleh, baik para pengguna perangkat teknologi informasi, penyedia layanan jasa teknologi informasi, dan juga para pemangku kepentingan di sektor pemerintahan. Akan tetapi, pada kenyataannya tanggung jawab bersama tersebut seringkali berjalan tidak terlalu lancar. Kesadaran pengguna yang masih minim menjadi salah satu penyebabnya.Â
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Akraman dkk (2018), dapat dinyatakan bahwa tingkat kesadaran keamanan informasi dan privasi pengguna smartphone di Indonesia ada berada pada kriteria rata-rata. Dengan tingkat kriteria tersebut, Akraman dkk (2018) berharap pengguna smartphone dapat mengerti tentang keamanan dan pengamanan informasi mereka dalam penggunaan smartphone yang biasanya mereka gunakan untuk email, layanan di media sosial, sms, chatting, dan lain-lain.
