gunung Lakaan. Sebuah perjalanan yang menantang tetapi juga menggembirakan karena menjadi pengalaman pertama bagi saya.
Tahun 2004 saya dan teman-teman seangkatan Seminari Lalian mendakiGunung Lakaan merupakan salah satu gunung tertinggi di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di antara Desa Maudemu berbatasan dengan Desa Dirun kawasan Kabupaten Belu wilayah Timor Barat yang memiliki ketinggian 1600 mdpl.
Kami mendaki lakaan dengan intensi merayakan ekaristi di puncak Lakaan sebagai ungkapan syukur karena sudah menyelesaikan pendidikan SMA, selama empat tahun di Seminari Lalian.
Bersama dengan pembina kami Rm. Yustus Ati Bere, Pr, kami pun berangkat dari Seminari Lalian, menyusuri bukit dan lembah menuju lokasi pendakian.
Sebelum berangkat, kami sudah diinstruksi oleh para pendamping untuk mempersiapkan barang-barang perlu kami bawa.
Yang kami siapkan adalah, tas ransel, botol air minum, topi, sepatu, serta snack secukupnya, sebagai bekal untuk perjalanan.
Satu hal yang menjadi kunci persiapan kami adalah tas yang kami bawa. Mungkin tepat juga kita katakan sebagai Tas Siaga Bencana, (TSB).
Mengapa pemilihan tas menjadi penting? karena akan sangat berpengaruh saat perjalanan ke puncak Lakaan.
Yang direkomendasikan oleh pembina adalah tas ransel dengan ukuran sedang agar tidak menyulitkan saat berjalan melewati hutan dan bebatuan menuju ke puncak gunung.
Yang perlu disiapkan dalam tas adalah, botol air, rosario, untuk keperluan doa dan ekaristi, snack, serta obat-obatan yang perlu, semacam P3K.
Di puncak Lakaan ada patung Bunda Maria serta Patung Kristus Raja, dimana kami serta pengunjung dapat memanfaatkan moment istimewa untuk mengangkat hati kepada Tuhan.
Satu hal yang tidak kalah menarik adalah di atas puncak Lakaan, ada kuburan. Kita bertanya mengapa sehingga kuburan ada di atas puncak Lakaan? Apakah ada kaitan dengan sistem kerajaan zaman dulu? ataukah ada kaitan dengan perang zaman dulu?
Setelah berjalan kaki melewati bukit dan bebatuan yang curam, akhirnya kami tiba di atas puncak gunung. Dari atas Gunung Lakaan, tampak kota Atambua, serta wilayah Timor Leste dari ketinggian gunung.
Setelah merayakan ekaristi bersama, dan saat sore hari, tampak kabut tebal menutupi wilayah sekitar Gunung Lakaan. Meski sedkit lelah, tetapi dengan bantuan bekal yang dibawa kami semua akhirnya selamat sampai tujuan dan kembali dengan selamat.
Itulah pengalaman pertama mendaki Gunung Lakaan berbekal Tas Siaga Bencana yang saya bawa.
Atambua, 09.10.2022