Kunci utama menggapai kebahagiaan hidup adalah memiliki tujuan hidup yang jelas. Hal pertama yang harus dipastikan adalah soal asal dan tujuan hidup manusia.
Dari mana ia datang dan kemana dia akan pergi? Pertanyaan Yesus kepada para murid memiliki makna yang mendalam, "Apa yang kamu cari?" Mau cari apa?
Sebagian orang mengatakan bahwa; tujuan utama dari hidup adalah kebahagian. Sebenarnya kebahagiaan dan ketenangan hidup hanya diperoleh dalam iman. Kata pemazmur, "Hanya dekat pada Tuhanlah aku tenang, padaNyalah keselamatanku."
"Kebahagiaan hakiki hanya diperoleh ketika manusia bersandar pada Tuhan."
Injil hari ini menampilkan dialog antara Yesus dan orang kaya,
"Guru, apa yang harus kuperbuat supaya memperolehh hidup yang kekal?" Supaya masuk Surga, turutilah pertintah Allah; (Sepuluh Perintah Allah). Yesus memandangnya dengan penuh kasih dan berkata;
"Hanya satu kekuranganmu. Pergilah dan jualah milikmu dan berikanlah kepada orang miskin maka engkau akan memperolah harta di surga."
Ungkapan kesedihan orang kaya dalam injil hari ini, menunjukkan bahwa betapa sulitnya manusia melepaskan diri dari tawaran duniawi.
Dunia bukanlah bukanlah suatu keburukan, hanyalah persinggihan dan bukan tujuan utama dari hidup. Kita sering mengikatkan diri pada dunia, karena itu tepatlah kata-kata Yesus, dimana hartamu berada, di situ pula hatimu berada.
Tujuan hidup sesungguhnya hanya akan dicapai bila kita tidak mengikatkan hati kita pada dunia. Dunia hanyalah perantara, sarana dan bukan menjadi tujuan utama pencaharian hidup manusia.
Tentu bukanlah persoalan mudah bagi manusia untuk melepaskan ikatan dunia, karena bagaimanapun manusia hidup di dunia, hal sederhana, ketika kita mengatakan "uang bukan segala-galanya, tetapi ia menjawab, tetapi segala-galanya butuh uang."
Hanya orang-orang yang matang dalam hidupnya, yang dewasa dalam iman, yang sanggup melepaskan belengguh dunia dan menempatkan iman sebagai tujuan utama dari pencaharian hidup di dunia.
Kita adalah orang-orang yang semntara berziarah di dunia. Dalam pencaharian hidup untuk menggapai kepenuhan iman, kita berhadapan dengan tantangan dan tawaran yang menggiurkan.
Hari ini kita kembali diteguhkan untuk menempatkan iman sebagai pencaharian dan tujuan utama hidup kita. Iman adalah oase dalam hati yang menyejukkan.
"Jika kamu tetap hidup di hati orang yang kamu tinggalkan, berarti kamu belum mati. Mereka hanya meletakkanmu di kuburan. Jika kamu kehilangan kepercayaan maka kamu akan kehilangan semuanya."
Atambua, 10.10.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H