Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menakar Kata-kata Bupati Amon Djobo, "Mulut Jangan Cepat dari Pikiran"

3 Juni 2021   06:08 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:32 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: sergap.id/ Bu Rima (kiri) Amon Djobo (kanan)

Bupati Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Amon Djobo viral di medsos karena memarahi pegawai Kementerian Sosial (Kemensos). Beliau juga menyindir Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini soal Program Keluarga Harapan (PKH).

Saya nonton video berulang kali, dan saya merasa sungguh keterlaluan dan sangat kasar, kata--kata bupati Amon Djobo. Saya sangat menyayangkan sikap Aman Djobo, menanggapi persoalan bantuan sosial  dari Kementerian Sosial.

Bahkan ia juga sempat mengeluarkan kata makian. Benar--benar kasar dan sangat jorok. Saya sangat tidak setuju dengan kata--kata beliau.

Terlepas dari salah benarnya, duduk berdirinya persoalan yang dihadapi tapi, kata jorok dan makian tak pantas dilontarkan, apa lagi seorang pejabat publik. Mungkin tujuannya baik, tetapi etika mengajar kita, tujuan tidak menghalalkan segala cara. Tujuannya baik, tetapi caranya salah, ya tetap salah.

Sejatinya pemimpin harus memberi teladan. Memberi teladan dalam bertindak juga dalam bertutur.

Pemimpin harus bisa mengolah emosi, tidak bisa tidak. Jangan sampai mengeluarkan kata jorok, kasar, makian, dan dipertontonkan di depan publik.

Ya, mungkin maksud bupati itu baik, supaya penanganan bantuan pemerintah pusat, jangan dipolitisir, jangan ada yang korupsi, harus melalui pemerintah daerah, okelah....kita mengerti, tetapi berkata kasar, jorok, maki--maki itu juga tidak benar.

Menarik apa yang disampaikan bupati:

"...Jangan pakai politik yang seperti itu, dia (Risma) tidak tahu proses bantuan pola penanganan, teknis penanganan bantuan ini sampai di bawah. Mulutnya lebih cepat dari pikiran, pejabat apa model begitu, Menteri model apa model begitu...." Kata Aman Djobo.

Saya sungguh tertarik dengan kata-katanya, bahwa menjadi pejabat itu berpikir baru bicara, jangan perkataan mendahului pikiran. Benar apa yang dikatakan. Bahkan bukan hanya pejabat saja. Siapa pun kita, berpikirlah matang--matang sebelum bertindak atau sebelum berbicara.

Untuk masalah ini, saya sangka bupati justru mengangkangi ucapannya sendiri. Dengan berkata kasar, jorok, menurut saya, ia sendiri juga tidak berpikir sebelum bicara. Jadi, jati pejabat itu, mulut jangan lebih dahulu pikiran. Berpikir dulu baru....

Semoga tindakan Bupati Alor, Amon Djobo, menjadi pelajaran bagi kita semua, teristimewa para pejabat publik.

Harus bisa menguasai diri, ketika membedah sebuah persoalan. Tidak ada masalah yang tidak memiliki jalan keluar, tergantung cara kita menyelesaikan.

Saya kira sudah ada permintaan maaf dari bupati Amon, semoga ke depan tidak terjadi lagi. Tidak selamanya kata kasar adalah solusi untuk sebuah persoalan, bertutur baik juga menjadi solusi penyelesaian masalah. 

Apa yang dikatakan sang bupati, berpikir sebelum bertindak, adalah pikiran positif, harus diterapkan dan dimulai dari diri sendiri.

Atambua, 04.06.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun